Friday, January 25, 2008

“IHSG Ambruk” Sumpe Lo?

23 Januari 2008

Hari ini, sebuah koran nasional nulis judul gede-gede “Indeks Ambruk”.

Memang sih, penurunan Indeks BEI lumayan gede juga. Dari rekor 2.830 sekarang jeblok ke level 2.291.


Dari apa yang ditulis di koran, terlihat sekali apa yang pernah disampaikan oleh mas Aidil Akbar, wealth planner terkenal yang nyiptain Rich Game. Beliau bilang, orang Indonesia itu aneh. Kalau bursa sedang jatuh, mereka justru segera jual saham. Sebaliknya, begitu bursa sedang naik, mereka justru beli saham dalam jumlah besar. Padahal, logika umum di kalangan praktisi ekonomi luar negeri adalah memborong saham ketika bursa ambruk. Soalnya, ketika bursa sedang ambruk, ada begitu banyak saham yang dijual dengan harga obral.

Di samping itu, berdasarkan konsep yang pernah saya dengar dari Pak Johan Dimalouw, orang yang mengalami kerugian ketika bursa jatuh itu adalah orang yang redeem (mencairkan sahamnya) ketika bursa sedang jatuh.

Hal ini bisa dibuktikan jika anda memperhatikan tren dari tahun ke tahun. Meskipun mungkin pernah terjadi penurunan pada beberapa kesempatan. Tapi, jika grafiknya digambarkan dari tahun 1998, orang-orang yang berinvestasi saat itu dan tidak mencairkan dananya hingga 2008 sudah mengantongi keuntungan besar 10 kali lipat dari dana awal yang mereka tanamkan. Grafik dari 1998-2008 adalah grafik naik.

Dengan demikian, dari keanjlokan bursa ini ada beberapa pelajaran penting buat para investor atau anda yang mau jadi investor.

  • Pastikan uang yang diinvestasikan adalah uang tidur.

Maksudnya, jangan sekali-kali jual rumah, tanah, ngegadaiin emas anda, hanya untuk bisa masuk lantai bursa. Ambillah uang dari pos yang memang dalam jumlah yang cukup dan gak akan dipake dalam jangka panjang, minimal 1 tahun.

  • Bagi keuangan anda menjadi tiga

Uang yang akan dipakai membiayai hidup sehari-hari.

Tabungan yang gampang diambil, terutama bisa lewat ATM.

Investasi.

Jadi ketika terjadi gejolak, anda tidak harus mencairkan saham-saham anda, karena masih ada uang di saku, kalaupun habis, masih ada uang tabungan.

  • Pilih manajer investasi yang bagus.

Pastikan mereka memiliki kapital yang cukup besar. Ekstrimnya, mereka tetap sanggup berjalan selama lima tahun seandainya investornya Cuma anda, itu pun dengan investasi 1 juta rupiah. Kalau gak? Bisa-bisa kita yang masih ‘waras’ tetap kelindes gara-gara orang-orang ‘gila’ yang ngambil dananya di perusahaan investasi tersebut.

  • Kalau anda main saham langsung.

Pastikan saham anda ditempatkan pada perusahaan blue chip. Mereka biasanya udah cukup kuat dan tidak akan terlalu terpengaruh oleh gejolak pasar. So, ketika bursa naik nanti, mereka masih exist di Indonesia.

  • Pastikan anda sudah menyadari resikonya.

Setiap usaha pasti ada resikonya, apa pun itu. Bahkan menjadi pegawai negeri pun beresiko, ketika harga melambung tinggi seperti saat ini, gaji pegawai negeri tetap tidak berubah (bisa disiasati dengan korupsi lebih besar kali ya?). Ketika anda sudah memahami resiko berinvestasi, anda akan siap untuk menghadapinya.

Punten, saya memang bukan ahlinya, ini sekedar berbagi informasi dengan anda tentang informasi yang pernah saya dapatkan.


Sampah Kota Bandung

Ini pemandangan yang saya temukan di seputar lapangan olahraga terbaik yang bisa saya jangkau dengan berjalan kaki dari kosan saya, yaitu SABUGA. Sarana olahraga yang disediakan oleh SABUGA cukup lengkap, ada kolam renang, ada lapangan sepakbola, ada lintasan lari, lapangan basket, lapangan tenis dan mini soccer. Tapi, hari itu, sebetulnya bukan hari itu saja, ternyata pemandangan yang tidak menyenangkan ini bertebaran di mana-mana.



Ini lain tempat sama kota. Di pelataran jalan besar di kawasan Dago, Kota Bandung. Tumpukan inilah yang harus saya lewati setiap harinya ketika akan berangkat ke kampus. Pemandangan yang tidak saja menjijikan, tapi juga menakjubkan, seandainya saja anda bisa mencium baunya.


Ini di depan kantor Balaikota Bandung. Tumpukan sampah memang belum terlalu parah, tetapi, sebenarnya, melihat masih banyaknya pegawai yang bisa duduk-duduk dan ngobrol di sekitar balaikota, sepertinya sampah-sampah ini bisa lebih ‘ditertibkan’.

Sekali lagi, tulisan ini bukan tulisan yang dibuat untuk mendiskreditkan Kota Bandung. Karena jujur saja, kota ini lebih saya sukai dibanding Jakarta. Mungkin lantaran, kota Bandung menurut saya sangat mirip dengan kota kelahiran saya, Bukittinggi, dalam hal susunan dan suasana kota, eiiits.. maaf, sampahnya tidak termasuk. Namun, saya juga harus jujur, dengan suasana kuliah dulu di Jatinangor yang panas, membuat saya menjadi orang yang lumayan resek dengan yang namanya kerapian dan kebersihan lingkungan.

Cukuplah stress di jalanan yang disebabkan angkot. Stress di jajanan kakilima karena pengamen yang datang setiap menit, stress di kampus yang tidak jelas sebabnya kenapa dibagi dua Jatinangor dan Bandung, stress karena kos-kosan yang harus masuk gang dengan berbelit-belit, stress karena harus mengeluarkan Rp. 100.000,- untuk pembuatan Kartu Identitas Penduduk Musiman yang hanya berlaku enam bulan dan Rp. 225.000,- untuk pembuatan KTP Bandung. Rp. 300.000,- untuk SIM, sogokan polisi agar tidak disidang tilang sebesar minimal setengah uang denda.

Tulisan ini saya tujukan hanya untuk menyampaikan aspirasi seorang warga biasa kepada Pemda. Harapan saya semoga Pemda mau berkaca dan belajar. Bukankah Pemda rajin melakukan studi banding? Apakah tidak ada hasil studi banding yang menjelaskan teori jendela retaknya pemerintah kota New York? Teori yang mengatakan bahwa, seandainya ada sebuah jendela gedung kota yang rusak atau pecah, dan dibiarkan begitu saja, justru malah akan menyebabkan masyarakat semakin merusak, karena mereka merasa suasana gedung itu yang dibiarkan rusak adalah wujud dari pembiaran terhadap kekacauan yang terjadi. Ketika semua bangunan kota yang rusak segera diperbaiki dalam waktu singkat, ternyata jumlah vandalisme berkurang drastis.

Atau studi banding itu memang seperti yang disamapaikan para demonstran selama ini? Perjalanan liburan para pejabat kota?

Maaf pembaca, jadi esmosi gini. Kadang hidup di kota yang serba ‘nanggung’ seperti Bandung menjadi sebuah beban yang amat berat.

Semoga Bandung mau berubah menjadi lebih baik lagi. Amin.


Dian Sastro dkk Kehabisan Kreativitas

Saya bukan orang suci dan juga mungkin pernah melihat hal-hal yang tidak senonoh. Tapi, saya tidak mau munafik melihat dunia ini.



Usulan untuk mengganti sistem yang berlaku di Lembaga Sensor Film dari sensor umum menjadi sensor bersistem klasifikasi sedang terus diperjuangkan para pekerja film yang sedang kehilangan kreativitas. Mereka beranggapan dengan sistem klasifikasi, seperti di televisi, ada tayangan yang harus ditonton +17 tahun, bimbingan orangtua, dan semua umur, film Indonesia akan lebih berkembang lagi.

Saya coba buang jauh-jauh atribut saya sebagai seorang muslim (soalnya Islam bertentangan dengan demokrasi) dalam menanggapi isu ini. Dan saya coba menjabarkan beberapa fakta yang istilah orang film, ”Betul-betul terjadi dalam masyarakat”. Sebagai orang Indonesia, tentunya kita tahu di tengah masyarakat sedang marak perkosaan yang diakhiri dengan pembunuhan terhadap anak di bawah umur, bahkan ada yang masih berstatus balita. Ada juga banyak kasus sodomi.

Ketika film diklasifikasikan berdasarkan klasifikasi dewasa, umum, anak-anak dll. Anda tidak bisa menjamin seseorang yang berumur +17 tahun akan sanggup bertindak dewasa setelah menonton sebuah film. Justru merekalah yang akan menjadi sumber masalah. Seseorang yang sudah berusia +17 tahun harus mengeluarkan hasrat biologisnya jika dia terangsang setelah menonton film tersebut. Mungkin ada yang bisa bertahan, tapi bagi yang tidak mereka harus bisa menyalurkan. Untuk yang punya istri, atau pacar, mereka bisa menyalurkan (itu juga mungkin, kali aja si bapak pengen nyari tantangan baru dengan wanita lain gara-gara film itu). Tapi untuk yang belum menikah, syukurlah jika mereka hanya melakukan masturbasi. Yang akan lebih parah, jika yang menonton film tersebut adalah orang berumur +17 tahun dan tidak puas hanya dengan masturbasi, apalagi kalau miskin (tidak cukup untuk menyewa pelacur), moral rendah, yang akan merasakan akibatnya adalah orang-orang di sekitar mereka. Kadang yang diperkosa adiknya sendiri (Dian Sastro dilahirkan dalam kondisi ideal sebuah keluarga, makanya tidak bisa melihat kondisi nyata 70 persen rakyat Indonesia, dimana orang secantik dia juga bisa menjadi korban kasus ini), anaknya, anak tetangga, atau bahkan sodomi.

Singkat kata, setelah sistem klasifikasi diterapkan (seandainya terjadi sesuai dengan apa yang dikatakan Dian Sastro yaitu semua orang bisa mengawasi) siklus yang akan terjadi adalah begini. +17 tahun nonton film dewasa, ada yang tidak terangsang ada yang terangsang. Yang terangsang ada yang bisa melampiaskan tanpa efek samping, ada yang tidak bisa melampiaskan. Yang tidak bisa melampiaskan mencari pelampiasan lain, ada yang memperkosa ada yang nyari anak +17 tahun. Yang memperkosa merusak masa depan si cewek. Yang nyari anak +17 tahun nyodomi, merkosa balita dll. Alhasil kasus kejahatan terhadap anak meningkat. Si anak atau korban perkosaan merasa hancur, akhirnya dirinya atau keturunannya malah ikut rusak, merasa tidak berharga, jadinya pelacur dll. Pelacur menjadi ide film para sutradara, akhirnya siklus kembali ke awal. Begitu seterusnya.

Kenapa judul di atas saya sebut hilang kreativitas? Karena sepertinya pekerja film Indonesia ngotot sekali dengan masalah sensor ini. Sepertinya memang mereka sudah kehabisan ide untuk membuat film laris. Sehingga, sudah tidak sabar untuk menampilkan dada dan paha wanita atau adegan pembunuhan yang begitu nyata dan akan menarik lebih banyak penonton. Sayang kita hanya punya dua orang yang kreatif di film Indonesia, yaitu Deddy Mizwar dan Ari Sihasale. Film mereka berdua laris, mendapat penghargaan internasional, tanpa terlalu mengekspos dada paha, atau sayatan dan pukulan. Seandainya Dian Sastro dkk mau berkaca pada perfilman Iran yang mendapatkan berbagai penghargaan internasional meskipun mereka tidak menggembar-gemborkan dada dan paha atau kekerasan.

Saat ini, Indonesia berada di urutan kedua setelah Swedia dalam hal mendapatkan produk pornografi (berdasarkan sebuah lembaga internasional). Dengan kata lain, dengan sensor film yang kuat pun masyarakat sudah bisa mendapatkan tontonan-tontonan yang bebas sensor, bahkan kalangan bawah, dan anak-anak.


Saturday, January 19, 2008

Sikat Gigi

Sikat gigi berperan sangat penting dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut. Dan mungkin, selain tusuk gigi, alat pengontrol plak yang paling dikenal adalah sikat gigi.


Meskipun demikian, kebanyakan orang sering memilih sikat gigi yang salah dan malah merugikan kesehatan giginya. Informasi berikut ini saya bagi dengan anda agar dapat memilih sikat gigi yang tepat.



Sikat gigi Manual

Terdapat dalam berbagai ukuran, bentuk, sudut tangkai, diameter bulu sikat.

Standar sikat gigi yang biasa digunakan di Indonesia adalah :

  • Kepala sikat

Panjang 2-3,5 cm

Lebar 0,5-1 cm

Bulu sikat terbagi dalam 2-4 baris

Setiap berkas bulu sikat ada 5-12 bulu sikat

Permukaan bulu sikat rata

Ujung bulu sikat membulat

  • Tangkai dan kepala sikat sejajar. Atau dengan bentuk lain yang harus dapat mencapai dan membersihkan seluruh gigi dalam mulut.
  • Kekerasan bulu sikat.

soft : 0,2 mm

medium : 0,3 mm

hard : 0,4 mm

Bulu sikat jenis Soft, lebih fleksibel, dapat mencapai sulkus (bagian gusi yang menempel ke gigi) dan proksimal (pertemuan antara dua gigi di mulut, sisi gigi) gigi, tetapi tidak terlalu efektif untuk plak yang tebal. Bulu sikat yang lunak multituft (banyak berkas bulu sikat) bila digunakan dengan sedikit tekanan akan menghilangkan plak lebih banyak, bila dibandingkan dengan bulu sikat keras.

Medium membersihkan lebih baik daripada bulu soft dalam kasus plak yang lebih tebal.

  • Permukaan bulu sikat membulat. Dengan bulu sikat yang membulat akan mengurangi abrasi pada gusi.

Sikat gigi sebaiknya diganti bila bulu sikatnya sudah berubah atau rusak (lebih kurang 2-4 minggu). Biasanya bisa dilihat dari kondisi bulu sikat yang mengembang.

Untuk pasien khusus dapat dianjurkan pemakaian sikat gigi :

  • Kepala sikat pendek atau kecil.
  • Permukaan bulu sikat rata, ujungnya membulat. Terutama pada penderita gingivitis dan penyakit periodontal lainnya yang gampang teriritasi dan berdarah.
  • Bulu sikat soft-medium. Sebagaimana sudah disebutkan di atas, bulu sikat soft dan medium lebih efektif untuk digunakan dibanding bulu sikat jenis lainnya.
  • Multituft (berkas bulu sikat yang lebih banyak).

Sikat Gigi Elektrik

Ada berbagai macam jenis sikat gigi elektrik, berdasarkan bentuk, berdasarkan ukuran, dll. Tetapi yang paling penting dari sikat gigi elektrik adalah gerakan yang dihasilkan. Sikat gigi elektrik umumnya bergerak secara :

  • Maju mundur
  • Sirkular
  • Eliptikal
  • Kombinasi

Penggunaan sikat gigi elektrik bisa digunakan oleh anda. Akan tetapi, penggunaan sikat gigi elektrik lebih diutamakan untuk :

  • Individu dengan kemampuan pergerakan tangan yang kurang. Misalnya pada kasus penderita cacat tubuh. Pada umumnya mereka mengalami kesulitan untuk menggerakan skat gigi sebagaimana orang normal.
  • Anak cacat mental, pasien rawat inap. Biasanya pasien rawat inap dan orang cacat mental tidak mampu melakukan kegiatan normal dengan baik. Padahal, mereka tetap akan menderita ketika mengalami sakit gigi. Oleh karena itu, biasanya ada orang-orang terdekat yang akan membantu mereka menjaga kebersihan giginya.
  • Pemakai alat ortodontik. Alat ortodontik (kawat gigi) terutama yang permanen, tidak bisa dilepas-pasang sebagaimana kawat gigi yang lepasan. Padahal, alat ortodontik yang permanen akan memberikan kesempatan menempelnya sisa makanan lebih banyak. Penggunaan sikat gigi sistem manual, dikhawatirkan tidak akan bisa membersihkan dengan optimal. Oleh karenanya, disarankan sikat gigi elektrik untuk kelompok ini.

semoga bermanfaat...^_^

Arti Yahoo!



Sebelum Google menggeliat, Yahoo adalah situs yang paling sering diakses oleh pengguna internet. Tapi tahukah anda apa arti kata ‘YAHOO’ ? Ternyata YAHOO adalah sebuah singkatan dari “Yet Another Hierarchical Officious Oracle” yang artinya “Sebuah tempat bertanya segala tahu yang disusun secara bertingkat dan hirarkis”.


My REs(v)OluTioN in 2008 (actually PR from Seyren hehe)

Minggu, Januari 20, 2008 by aspoerm

Sorry Sam bikinnya copy paste dari kamu hehehe…..^_^


1. Tahun ini, sy mau jadi orang yg lebih positif, bersikap positif, insya Allah bias, tapi mikir positifnya ini yang agak susssah. Pikiran negative terhadap orang lain, Allah dll, seringkali terjadi. Tapi kadang ditahan agar tidak muncul dalam tindakan. Nah, tahun ini pengennya dari fikiran udah positif duluan begeto.


2. Lebih cepat lulus harus!!!!! Dulu keasyikan maen, jadinya pas temen-temen cabut satu persatu eh sepiiiiiiiiiiiii! Menjadi orang tertua di kampus itu tidak menyenangkan, suer deh!

3. lebih banyak temen!!! Juju raja, masa-masa kuliah betul-betul tidak menyenangkan. Bukannya nambah temen, malah kebanyakn lost contact sama temen-temen di masa lalu. So tahun ini harus nambah temen baru. Pengennya sih sebulan satu. Tapi, kayaknya susah deh. Abisnya bukan orang yang bawel sih. Jadi, setahun ini pengen kenal dan deket sama satu orang baru. Atau punya pacar kali ya?

4. mengurangi pemakaian kata ganti orang pertama. Kalau ini kata-katanya Sammy. Kalau saya mah istilahnya pengen lebih banyak menjadi pendengar aktif. Selama ini suka motong pembicaraan orang, suka gak sabar nunggu giliran ngomong dan ngedengerin curhat orang biasanya ga aktif, tapi pasif. Istilahnya dengerin doang tapi ga ikhlas hahaha. Tahun ini harus lebih ikhlas.

5. Turunin berat badan + bikin perut martabak. (Wah kesepet nih). Iya nih, saya udah nimbus 64 kg kemaren ditimbang. Moga-moga dengan rajin lari di Sabuga bias kembali ke level 55.

6. Mencoba jual mahal sama duit dari manapun. Selama ini udah banyak bikin usaha ini itu, ujung-ujungnya bangkrut jua. Jadi, setelah berfikir matang, kayaknya pengen ngomong sama duit, “Hei!!! Gua kagak butuh elo! Lo mau dating kek Lo mau pegi kek, yang penting gw masih punya Allah di samping gue! Duit? EGP!!!”

7. bikin hubungan yang serius . sudah waktunya mikirin masa depan, pasangan hidup, teman berbagi. Pengennya sih darah Tiongkok sana. Tapi yang ditaksir malah banyakan nonmuslim. Apa anaknya H. Atie aja ya? (itu lho yang punya mosleem Chinese food) hehehe….^_^

8. last but not least, be closer to my Creator, the Almighty Allah SWT.

semoga resolusi ini bias terwujud tahun ini. Emen.



Henri Hartman - ayo kang hartman, pr yang kmrn aja baru dikerjain akhir-akhir ini dasar hehehe....ini dikasih PR lagi okeh

Adhy Ganjar - dhy kmu mah sy jamin udah punya resolusi, tinggal di blog-in ajah okeh

Davi Ropaldi - di Bali tuh kerja, jangan ngeliatin pantai mulu (pantai apa bikininya? hehehe)

Hel Peby - semoga cepat sembuh. bukan punya honda baru, tapi motor baru

dr Nisa el Zahra - selamat bertugas dok. semoga sukses dan barokah ^_^

Ferry Julian - gimana? udah selesai ngurusin batu-batu gunung itu?

Yandi 'Komo' - kok lu bisa keliatan 4-5 kali lipat lenih ganteng dari aslinya mo? hahahaha...


Loren Pandu - sama nih kayak Assep, ayo semangat, tapi jgn lupa krjain dulu prnya yah hahahaha.

Martariwansyah - ini juga nih satu orang melankolis berat, pasti udah punya resolusi tinggal di blog-in aja yah kang hehehe

Edy dhiyauddin - jo, kerjain PR ini yah, hehehe, biar ga kurang kerjaan lo :D

Sammy-sul Bahri – Sam, udah dikerjain nih PR-nya.


ini komentar-komentar tagnya Sammy. Tapi, karena jarang berinteraksi lagi sama mereka, saya Cuma bias bilang, “See u!” aja semuanya. ^_^


Kawasan Pacaran Islami?

Kalau tidak salah, guru agama saya mengatakan Allah sangat mencintai anak muda, remaja yang hatinya selalu terpaut dengan mesjid.

Jika benar demikian, marilah kita meneladani beberapa pemuda dan pemudi ini. Hati mereka selalu terpaut dengan mesjid, sehingga mesjid sudah tidak bisa terpisahkan dari hati mereka.



Lokasi ini adalah Mesjid Raya di Alun-alun.

Setelah shalat Ashar, saya tertarik mengabadikan tingkah-polah kekasih-kekasih Allah ini, mudah-mudahan suatu saat nanti saya juga bisa mengikuti jejak mereka dalam meramaikan rumah Allah.


Naruto





Gara-gara demam Naruto, teman saya bela-belain beli patung Naruto kecil ini. Eh, bukannya dipajang, malah dijadiin tempat pensil. Tapi, fungsi aslinya emang ga ketahuan sih.

Dulu saya sempat suka Naruto, tapi sekarang sudah biasa saja.

Kemajuan Ekonomi?

Perkembangan Kota Bandung memang sangat pesat. Konon pemkot sedang mempersiapkan Bandung menjadi sebuah metropolitan kedua setelah Jakarta. Hal ini ditandai dengan berkembangnya berbagai hunian kelas I di beberapa sudut kota.



Salah satu tempat hunian kelas atas yang sedang ngetop di Bandung adalah Dago Butik (kenapa ya ada ’butik’nya? Jangan-jangan apartemen ini bekas pakai?). Apartemen, kondominium atau rumah mewah susun atau rumah susun mewah ini terletak di persimpangan jalan Juanda, atau yang lebih dikenal dengan sebutan wilayah ’Dago’.

Semakin lama Bandung memang semakin metropolis, semakin mirip dengan Jakarta. Dimana miripnya? Di setiap lokasi gedung-gedung megah, selalu terdapat lingkungan padat yang bolehlah dikatakan agak kumuh.

Dan Bandung juga semakin mendekati Paris. Yang membedakan hanya satu hal, Paris bebas sampah, tapi Bandung bebas ’nyampah’.

Hidup Bandung!!!!!!!!!


Petualangan Mencari Mocin Matic

Karena kebutuhan kuliah dan antar jemput pasien, motor menjadi benda penting bagi saya saat ini. Tapi sayangnya, dana yang tersedia di dalam kantong tidaklah seberapa. Alhasil, ortu menyarankan untuk beli mocin aja. Dengan berbagai pertimbangan saya memilih motor matic, soalnya lebih mudah dalam pengoperasian. Dan lagi, dulu saya pernah lihat mocin dengan harga terjangkau. Lumayan, sisanya bisa disimpan di reksadana.



Tapi, pusing muter-muter nyari motor, eh malah Cuma ketemu motor honda bekas tahun 94 yang kondisinya lumayan layak untuk dibawa jalan dan sesuai dengan isi kantong. Nyari dealer mocin ga ketemu satu pun, baik di kebun kalapa, maupun di kebun-kebun lainnya di seputar Bandung.

Ada yang punya informasi mengenai mocin matic? Terutama yang berada di daerah Bandung dan kalau bisa sekaligus dengan harganya. Arigato gozaimatsu.


Bagaimana memasang iklan orang di blog kita?

Mohon maaf sebelumnya kepada Mas Reza. Saya agak ambigu dalam memahami pertanyaan ini. Di satu sisi bisa diartikan sebagai ”Bagaimana caranya agar bisa memasang iklan di blog”. Di sisi lain, bisa diartikan juga ”Bagaimana caranya menampilkan iklan dari situs orang lain”. Tapi, karena saya juga bukan seseorang yang ahli di bidang blog saya akan menjawab semampu saya.



Untuk dapat menampilkan iklan di blog atau pun web yang kita punya ada langkah-langkah umum yang harus dilakukan.

Pertama, perlu dilihat dulu apa jenis layanan blog yang kita punya.

1. Blogger.com

Karena blogger sudah diakuisisi oleh Google, maka salah satu bagian terbesar dari industri periklanan di internet, yaitu Adsense sudah menjadi bagian integral di blogger.com. Sudah ada bagian khusus di blogger yang mengatur tentang penempatan Google Adsense di blog kita. Tetapi, tentu saja kita harus mendaftar terlebih dahulu ke Google Adsense. Caranya, buka google.com dan pastikan dalam bahasa Inggris, temukan bagian advertise, terus klik yang for publisher (maaf, saya agak lupa-lupa ingat) kemudian daftarkan. Nanti setelah terdaftar, anda akan mendapatkan akses ke akun anda sendiri. Di dalam akun itu sudah ada layanan untuk mengatur iklan seperti apa yang ingin anda tampilkan di blog anda.

2. Wordpress.com

Wordpress.com tidak mengizinkan pemasangan iklan di blog yang berbasis layanan mereka ini. Jadi anda tidak akan bisa memasang iklan di situs ini.

3. web pribadi dengan membayar hosting pribadi.

Ini mah terserah anda mau pasang atau tidak. Soalnya, anda sudah membeli hak untuk menggunakannya semau anda.

Bagaimana cara memasang iklannya?

Mungkin saya tidak usah panjang lebar menjelaskan situs-situs yang menawarkan pemasangan iklan di blog. Coba cek di tulisan saya terdahulu di kategori blog atau business. Di situ ada banyak peluang untuk memasang iklan yang terdapat di internet.

Pada umumnya langkah-langkah memasang iklan di blog sama saja. Langkah pertama bikin akun di situs yang mengadakan program iklan tersebut. Kemudian setelah ada akun, masuk, modifikasi bentuk iklan yang ingin ditampilkan, lalu kopi kode HTML yang diberikan dan pasang di web/blog kita. Semudah itu.

Tapi, lihat juga persyaratan yang diberikan oleh situs tersebut, apakah anda sudah memenuhi atau tidak. Misal, Google Adsense mensyaratkan situs atau blog anda berbahasa Inggris, kecuali untuk program refferalnya. Text Link Ads dan beberapa situs lainnya mensyaratkan trafik yang tinggi yang dilihat dari indikator Alexa atau pun Pagerank anda.

Semoga mas Reza puas dengan jawaban saya. Tapi kalau lebih ingin ’dipuaskan’, coba saja buka www.edittag.blogspot.com atau www.edittag.com (coba aja dua-duanya). Atau www.fatihsyuhud.com .

Terima kasih atas kunjungannya ^_^


Perkembangan Dan Gangguan Kemampuan Bicara Dan Berbahasa

Sebenarnya ini tugas makalah saya di bagian Pedodontia (Kedokteran Gigi Anak) tapi, karena capek bikinnya, ga sempat bikin artikel khusus buat kesehtan di blog. Alhasil, daripada blog saya ga diupdate, mending tulisan ini saja yang saya posting. Semoga bermanfaat.



Ada tiga alasan kuat mengapa seorang dokter gigi harus memahami pasien cilikkecil mereka, dan memahami proses perkembangan dan patologi dari kemampuan bicara dan bahasa. Alasan itu adalah :

1. Dokter gigi akan menangani pasien anak-anak di usia di mana gangguan atau kelainan bicara dan bahasa menjadi sebuah kenyataan yang lazim.

  1. Dokter gigi mempelajari dan harus mengetahui anatomi dan fisiologi daerah orofasial. Pemahaman yang baik terhadap proses bicara adalah sebuah pengetahuan tambahan yang berhubungan erat dengan itu.
  2. Dokter gigi akan berhubungan dengan orangtua yang selalu menginginkan yang terbaik bagi anaknya. Dengan memahami perkembangan bicara dan bahasa pada anak, dokter gigi akan bisa menjelaskan segala sesuatunya tentang perkembangan si anak kepada orang tua mereka.

Selain berbagai alasan di atas, tujuan umum dari mempelajari perkembangan dan gangguan dari kemampuan bicara dan bahasa pada anak-anak ini adalah untuk lebih memahami tanda-tanda, implikasi, perawatan, dan hal lain yang berkaitan dengan pasien yang mengalami gangguan bicara, suara, bahasa, atau juga pendengaran.

Sebelum membahas lebih jauh, mungkin perlu dijelaskan kembali perbedaan antara kemampuan bicara dan bahasa. Bahasa adalah suatu langkah sistematis dalam mengekspresikan atau menyampaikan ide atau pun perasaan dengan menggunakan isyarat, tanda, simbol, dan terutama suara. Di sisi lain, bicara diartikan sebagai proses mengekspresikan atau menyampaikan pemikiran dalam bentuk kata-kata yang diucapkan. Sebagai contoh, ketika seorang anak yang sedang duduk di kursi pasien menangis, sebenarnya dia sedang menyampaikan atau mengungkapkan ketakutan atau kecemasannya, tapi proses ini bukanlah termasuk berkomunikasi dengan menggunakan bahasa atau pun bicara. Ketika dia menunjuk ke gigi yang sakit, si anak bisa dikatakan sedang berkomunikasi dengan menggunakan bahasa. Dalam konteks ini adalah bahasa isyarat. Dan ketika si anak berkata, ”Gigi yang depan ini sakit.” berarti si anak sedang berkomunikasi dalam bahasa verbal atau bicara.

Bicara adalah hasil dari empat proses dasar yang terjadi pada tubuh seseorang. Proses tersebut adalah respirasi, fonasi, resonansi, dan artikulasi.

Respirasi

Proses respirasi dalam hal ini menjadi sumber tenaga ketika berbicara. Selama berbicara, terjadi tarikan nafas yang cepat dalam durasi yang tinggi. Terkadang ketika pembicaraan cukup panjang nafas yang keluar juga menjadi panjang. Banyaknya kata atau kalimat yang bisa diucapkan oleh seorang pembicara akan bergantung kepada kemampuannya dalam mengendalikan nafas, terutama nafas yang dikeluarkan.

Kelainan bicara jarang sekali disebabkan oleh masalah pada sistem pernafasan. Kecuali, pada beberapa kasus kelainan saraf dan kasus kerusakan sistem saraf pusat, misalnya kasus cerebral palsy.

Fonasi

Fonasi adalah proses yang terjadi di dalam tubuh manusia dimana udara dikeluarkan dengan melewati pita suara dan menggetarkan pita suara. Hasilnya keluarlah suara manusia. Kelainan pada laring akan membuat kualitas suara menurun dan sering terjadi suara serak, parau, dan terengah.

Resonansi

Ketika gelombang udara dari proses respirasi dan fonasi keluar, gelombang suara yang dihasilkan akan melewati beberapa ruangan yang disebut juga sebagai resonator. Proses inilah yang kemudian disebut sebagai resonansi. Proses ini jugalah yang akan memberikan warna pada suara, sehingga suara satu orang dengan orang lainnya akan berbeda satu sama lain. Rongga laring, faring, mulut dan hidung akan membuat semacam bentuk yang harus dilewati oleh gelombang suara untuk mengucapkan atau mengeluarkan bunyi-bunyi tertentu yang diinginkan.

Gangguan pada mekanisme resonansi akan mengurangi kualitas suara yang biasa dikenal sebagai suara melengking, nasal (sengau), serak, datar, bergaung dll.

Artikulasi

Artikulasi adalah proses dimana suara dihasilkan oleh mekanisme laring (fonasi) dan dimodifikasi oleh beberapa rongga jalan suara (resonansi) kemudian dilanjutkan oleh beberapa gerakan khusus oleh mandibula, bibir, lidah, dan palatum lunak dalam struktur tertentu. Gerakan ini akan membentuk gelombang suara menjadi suara vokal dan konsonan yang merupakan unsur penting dalam berbicara.

2.1 Perkembangan Bahasa dan Gangguannya

2.1.1 Perkembangan Bahasa yang Normal

Pada tahun 1950an, Osgood, Sebeok dan Chomsky membuka lembaran baru dalam penelitian bahasa dengan teori psikolinguistik dan transformasi grammar. Implikasinya, kemampuan berbahasa sekarang bisa dianalisis dalam beberapa sub bidang yaitu fonologi (suara yang dihasilkan), sintaksis (struktur dan grammar), dan semantik (maksud dari pembicaraannya).

Berdasarkan definisinya, bisa dikatakan bahwa bahasa adalah ”apa yang anda katakan” dan bicara adalah ”bagaimana anda mengatakannya.” Dalam kasus terjadinya gangguan, jika seorang anak ditanya tentang sebuah gambar kera dan dia mengatakan ”kewa”, itu berarti gangguan bicara. Tapi jika si anak menyebut kera sebagai mobil, itu berarti gangguan bahasa.

Pada dasarnya, bahasa dibedakan menjadi dua tipe, yaitu bahasa reseptif dan bahasa ekspresif. Bahasa reseptif adalah kemampuan seseorang dalam menerima bahasa yang digunakan di sekitarnya. Sejauh mana orang tersebut bisa mengerti apa yang diucapkan orang lain kepadanya, apa yang disampaikan radio dll.

Bahasa ekspresif adalah bahasa yang digunakan untuk menunjukkan apa yang dirasakan, difikirkan, diinginkan oleh seseorang. Bahasa ini bisa berbentuk bahasa verbal (lewat mulut), isyarat, ”bahasa tubuh”, tulisan dll. Biasanya kemampuan menguasai bahasa reseptif mendahului kemampuan bahasa ekspresif.

Seorang anak akan melewati beberapa tahap kemampuan berbahasa sesuai dengan usianya. Akan tetapi, bagaimana mereka melewati tahapan-tahapan tersebut ternyata sama sekali tidak dipengaruhi oleh wilayah tempat tinggal mereka, ras, budaya, atau bahasa ibu mereka. Perkembangan kemampuan bicara ternyata sama saja dengan kematangan proses fisik lainnya misalnya berjalan. Bicara malah sama sekali tidak berproses seperti perkembangan pendidikan anak, misalnya membaca.

Seiring dengan erupsi gigi depan, anak-anak biasanya mulai mengucapkan sesuatu yang bisa dimengerti ketika berumur 6-12 bulan. Usia 28 minggu seorang anak mulai bisa mengucapkan ‘ba’, ‘da’, ‘ka’ secara jelas. Bahkan waktu menangis pun vokal suaranya sangat lantang dan penuh intonasi. Pada usia 32 minggu, ia akan mampu mengulang beberapa suku kata yang sebelumnya sudah mampu diucapkan. Pada usia 48 minggu, seorang anak mulai mampu sedikit demi sedikit mengucapkan sepatah kata yang sarat dengan arti. Selain itu, ia mulai mengerti kata “tidak” dan mengikuti instruksi sederhana seperti ‘bye-bye’ atau main ‘ciluk-baa’. Ia juga mulai bisa meniru bunyi binatang seperti ‘guk’, ‘kuk’, ‘ck’.

Lebih lengkapnya ditampilkan dalam tabel berikut ini.

Tabel Perkembangan Kemampuan Bahasa

Usia

Perkembangan Bahasa

Lahir

Tangisan bayi

2-4 bulan

Tertawa, vokalisasi yang acak

5-6 bulan

Mengoceh tidak jelas

7-9 bulan

Suku kata yang diulang (mama atau dada)

9-12 bulan

Menirukan suara-suara di sekitarnya, kata pertama yang bisa dimengerti

13-15 bulan

Sikap ekspresif (kadang tidak jelas artinya), memahami perintah sederhana

18-24 bulan

Mulai mengucapkan kalimat, perbendaharaan kata bertambah, bisa mengucapkan 2 kata atau frase, memahami pertanyaan sederhana

2 tahun

Bisa mengucapkan aku, kamu, memahami kata kerja, bisa mengungkapkan perasaan

2½ tahun

Perbendaharaan kata meningkat tajam, bisa membandingkan dua hal

3 tahun

Mulai mengucapkan struktur kalimat yang benar, tapi tetap dalam bentuknya yang sederhana, 3-4 kata

4 tahun

Terbiasa menggunakan semua bentuk dasar kalimat dalam bentuk yang sederhana, menggunakan kata sifat, 6-8 kata per kalimat, sanggup mengikuti percakapan yang panjang

5 tahun

Menggunakan bahasa sebagai alat pergaulan, kalimat yang lebih panjang dan lebih kompleks, bisa menanyakan ’kenapa’ dan beberapa bentuk pertanyaan lainnya, menjelaskan situasi, tidak lagi menggunakan artikulasi yang kekanak-kanakan

6 tahun

Mengetahui lebih banyak perbendaharaan kata lagi, menggunakan lebih banyak kata depan, mengucapkan ’karena’ lebih banyak, lebih memahami sintaksis

7-9 tahun

Kalimat yang kompleks, artikulasi yang tepat untuk semua pembicaraan, grammar atau tata bahasa menjadi lebih baik

10-15 tahun

Kemampuan untuk mempelajari bahasa asing, memahami konsep-konsep yang lebih rumit

15 tahun ke atas

Pertambahan perbendaharaan kata berlanjut hingga dewasa

2.1.2 Perbendaharaan Kata

Perkembangan jumlah perbendaharaan kata adalah salah satu aspek dari perkembangan bahasa. Jumlah perbendaharaan kata pada seseorang sangat berbeda dengan orang lain. Semua dipengaruhi oleh lingkungan individu tersebut juga kondisi fisiologis dan psikologisnya.

Pertambahan perbendaharaan kata yang sangat drastis terjadi antara tahun kedua dan ketiga usia anak. Hal ini mungkin disebabkan lantaran si anak sudah memiliki kemampuan lokomotor dan mulai sibuk menjelajahi dunia barunya.

Tabel Hubungan Usia dengan Perbendaharaan Kata

Usia

Jumlah Kata

6 bulan

0

1 tahun

1-4

1½ tahun

10-24

2 tahun

250-300

2 ½ tahun

440-500

3 tahun

850-1000

3 ½ tahun

1200-1300

4 tahun

1450-1580

4 ½ tahun

1700-1870

5 tahun

1900-2100

5 ½ tahun

2200-2289

6 tahun

2500-3000

6 tahun ke atas

Terus bertambah sampai tua

Panjang Respon Berdasarkan Usia

Usia

Panjang Respon

Contoh

1-1 ½ tahun

Kalimat satu kata

”Bola”, ”Atas” (biasanya diiringi isyarat)

1 ½ - 2 tahun

Kalimat dua kata

”Mama pergi”, ”Mau makan”

2 tahun

Kalimat 3-5 kata

”Mobil besar itu”, ”Itu buku mama”

3 tahun

Kalimat 4-6 kata

”Aku punya anjing putih”

4 tahun

Kalimat 6-8 kata

”Aku punya anjing dan kucing besar”

5 tahun

Kalimat 7-10 kata

”Kenapa Mama tidak ikut di dalam mobil ini?”

6 tahun

Kalimat >9 kata

”Toni tidak jadi ke sekolah karena dia sedang sakit perut”

6 tahun ke atas

Kalimat yang lebih rumit dan lebih panjang

”Aku akan membawa bola itu ke lapangan dan bermain bersama teman-teman sekolahku sampai nanti sore”

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kemampuan Bahasa

Sebagaimana hal lainnya, perkembangan kemampuan berbahasa pada setiap orang dipengaruhi oleh berbagai hal. Misalnya, anak perempuan lebih cepat dalam menguasai bahasa di setiap jenjang usia mereka dibandingkan anak laki-laki.

Beberapa hal yang berpengaruh besar terhadap perkembangan kemampuan berbahasa adalah :

  1. Gangguan pendengaran atau tuli.

Kehilangan pendengaran akan membuat sangat sulit atau bahkan mustahil bagi si anak untuk dapat menguasai kemampuan berbahasa.

  1. Gangguan saraf.

Ini termasuk kasus cedera otak, kelainan sistem saraf pusat dll.

  1. Sakit yang lama.

Penyakit bisa terjadi pada salah satu fase dalam perkembangan kemampuan berbahasa, dan ini bisa menyebabkan tertundanya perkembangan kemampuan berbahasa.

  1. Intelejensia.

Tingkat intelejensia si anak akan menentukan apakah dia dapat berkembang sesuai fase normal ataukah tidak.

  1. Status sosial ekonomi.

Beberapa peneliti menunjukkan kenyataan bahwa beberapa anak dari kalangan ekonomi rendah mengalami ketertundaan dalam perkembangan kemampuan berbahasa.

  1. Jenis kelamin

Sebagaimana disebutkan di atas, anak perempuan cenderung lebih cepat dalam menguasai kemampuan berbahasa dibandingkan anak laki-laki.

  1. Lingkungan sekitar rumah.

Rangsangan berbahasa, kemampuan berbahasa dan bahasa yang digunakan oleh orangtua si anak akan mempengaruhi perkembangan kemampuan bahasa si anak.

  1. Besarnya keluarga.

Beberapa penelitian beranggapan anak tunggal akan lebih cepat menguasai bahasa. Sementara beberapa orang beranggapan justru anak di keluarga besar akan lebih terangsang kemampuan berbahasanya dikarenakan tingginya interaksi dengan anggota keluarga lainnya.

  1. Penggunaan bahasa di rumah.

Jika di rumah digunakan lebih dari satu bahasa, anak akan mengalami kesulitan untuk menguasai kemampuan berbahasa.

  1. Pengaruh genetik.

Beberapa penelitian membuktikan ada hubungan antara susunan genetik yang diwariskan ke dalam tubuh si anak dengan perkembangan kemampuan berbahasa si anak.

  1. Idiofatik.

Ada banyak kasus anak-anak yang mengalami keterlambatan perkembangan kemampuan berbahasa tanpa diketahui penyebab pastinya.

2.1.4 Gangguan Kemampuan Bahasa

Tentunya akan sangat sulit untuk merawat anak-anak yang mengalami gangguan perkembangan kemampuan bahasa tanpa mengetahui penyebab terjadinya gangguan berbahasa tersebut. Gangguan gigi dan kemampuan berbahasa mungkin sekali terjadi di banyak kasus sindrom kongenital. Sebagai contoh, pasien dengan Sindrom Down, atau Trisomi 21, kemungkinan besar akan mengalami penyakit periodontal dan sekaligus keterlambatan kemampuan berbahasa.

Mungkin seorang dokter gigi sangat mudah melihat tanda-tanda apakah seorang pasien terkena cerebral palsy, bibir sumbing, atau sindrom Down. Tapi dia tidak bisa begitu saja mendiagnosa bahwa si anak mengalami gangguan perkembangan berbahasa.

Untuk keperluan diagnosis banding dalam pemeriksaan klinis, bahasa digolongkan ke dalam empat kategori besar, yaitu :

  1. Kemampuan Berbahasa Normal

Jika si anak terlihat bisa mengikuti percakapan dan perintah, jika jumlah perbendaharaan kata sesuai dengan usianya, dan jika rata-rata panjang responnya sesuai untuk usianya, kemungkinan besar si pasien berada pada jalur yang benar dan tidak mengalami gangguan apa-apa.

  1. Kemampuan Berbahasa Terlambat

Jika berdasarkan tabel-tabel yang dicantumkan dalam tulisan ini, si anak memiliki kemampuan yang tidak sesuai dengan usianya, dengan kata lain si anak memiliki kemampuan setara dengan anak di bawah usianya, maka bisa dikatakan si anak mengalami keterlambatan kemampuan berbahasa. Sebagaimana sudah dijelaskan di atas, keterlambatan ini bisa disebabkan oleh kehilangan pendengaran dan faktor-faktor lainnya.

  1. Penggunaan Bahasa yang Tidak Teratur

Para ahli agak sulit dalam menggolongkan kasus ini. Jika digolongkan sebagai terlambat tidak bisa, begitu juga jika harus digolongkan sebagai normal juga tidak. Pada kasus ini, si anak menggunakan bahasa dengan susunan tata bahasa yang tidak benar. Ada yang berpendapat ini disebabkan kelainan sistem saraf pusat. Tetapi, sebab-sebab pastinya sampai saat ini belumlah diketahui dengan pasti.

  1. Kemampuan Berbahasa yang Ganjil

Pada kasus ini, si pasien mengalami apa yang dianggap sebagai ganjil, aneh, tidak biasa. Si anak mengeluarkan reaksi yang sama sekali tidak sesuai dengan situasi yang dihadapinya. Biasanya kasus ini terjadi pada pasien dengan autis, schizofrenia kanak-kanak, dan kelainan otak lainnya.

Tetap saja, diagnosis kelainan kemampuan berbahasa adalah hal yang sulit. Bahkan untuk seorang yang sudah terlatih sekali pun.

2.2 Perkembangan Bicara dan Gangguannya

Gangguan perkembangan bicara pada umumnya ditujukan pada kasus gangguan artikulasi, ritme bicara, dan suara.

2.2.1 Perkembangan Bicara dan Produksinya

Pada kebanyakan bahasa, ada bunyi-bunyi dasar yang dikombinasikan hingga membentuk kata-kata yang berarti. Dalam bahasa Indonesia, bunyi-bunyi ini digolongkan ke dalam dua golongan besar yaitu vokal dan konsonan. Suara vokal keluar sebagai hasil dari rongga-rongga resonansi di dalam mulut. Suara konsonan dihasilkan dengan proses lain. Misalnya ’p’,’b’, dan ’m’ yang diucapkan dengan mempertemukan kedua bibir. ’f’ dan ’v’ dihasilkan dengan mendorong udara lewat pertemuan antara bibir bawah dengan gigi-gigi di rahang atas.

Bagian-bagian tubuh yang penting dalam menghasilkan sebuah kata atau suara dalam bahasa Indonesia adalah bibir, gigi, puncak tulang alveolar, pertemuan palatum keras dan lunak, dan tentunya pita suara.

2.2.2 Gangguan Keterlambatan Bicara

Gangguan keterlambatan bicara adalah istilah yang dipergunakan untuk mendeskripsikan adanya hambatan pada kemampuan bicara pada anak-anak, tanpa disertai keterlambatan aspek perkembangan lainnya. Pada umumnya mereka mempunyai perkembangan intelejensi dan sosial-emosional yang normal. Menurut penelitian, problem ini terjadi atau dialami 5 sampai 10% anak-anak usia prasekolah dan lebih cenderung dialami oleh anak laki-laki dari pada perempuan.

Penyebab dari keterlambatan bicara ini disebabkan oleh beragam faktor, di antaranya :

  1. Hambatan pendengaran

Pada beberapa kasus, hambatan pada pendengaran berkaitan dengan keterlambatan bicara. Jika si anak mengalami kesulitan pendengaran, maka dia akan mengalami hambatan pula dalam memahami, meniru dan menggunakan bahasa. Salah satu penyebab gangguan pendengaran anak adalah karena adanya infeksi telinga.

  1. Hambatan perkembangan pada otak yang menguasai kemampuan oral-motor

Ada kasus keterlambatan bicara yang disebabkan adanya masalah pada area oral-motor di otak sehingga kondisi ini menyebabkan terjadinya ketidakefisienan hubungan di daerah otak yang bertanggung jawab menghasilkan bicara. Akibatnya, si anak mengalami kesulitan menggunakan bibir, lidah bahkan rahangnya untuk menghasilkan bunyi kata tertentu.

  1. Masalah keturunan

Masalah keturunan sejauh ini belum banyak diteliti korelasinya dengan etiologi dari hambatan pendengaran. Namun, sejumlah fakta menunjukkan pula bahwa pada beberapa kasus di mana seorang anak anak mengalami keterlambatan bicara, ditemukan adanya kasus serupa pada generasi sebelumnya atau pada keluarganya. Dengan demikian kesimpulan sementara hanya menunjukkan adanya kemungkinan masalah keturunan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi.

4. Masalah pembelajaran dan komunikasi dengan orang tua

Masalah komunikasi dan interaksi dengan orang tua tanpa disadari memiliki peran yang penting dalam membuat anak mempunyai kemampuan berbicara dan berbahasa yang tinggi. Banyak orang tua yang tidak menyadari bahwa cara mereka berkomunikasi dengan si anak lah yang juga membuat anak tidak punya banyak perbendaharaan kata-kata, kurang dipacu untuk berpikir logis, analisa atau membuat kesimpulan dari kalimat-kalimat yang sangat sederhana sekali pun. Sering orang tua malas mengajak anaknya bicara panjang lebar dan hanya bicara satu dua patah kata saja yang isinya instruksi atau jawaban sangat singkat. Selain itu, anak yang tidak pernah diberi kesempatan untuk mengekspresikan diri sejak dini (lebih banyak menjadi pendengar pasif) karena orang tua terlalu memaksakan dan "memasukkan" segala instruksi, pandangan mereka sendiri atau keinginan mereka sendiri tanpa memberi kesempatan pada anaknya untuk memberi umpan balik, juga menjadi faktor yang mempengaruhi kemampuan bicara, menggunakan kalimat dan berbahasa.

5. Faktor Televisi

Sejauh ini, kebanyakan nonton televisi pada anak-anak usia batita merupakan faktor yang membuat anak lebih menjadi pendengar pasif. Pada saat nonton televisi, anak akan lebih sebagai pihak yang menerima tanpa harus mencerna dan memproses informasi yang masuk. Belum lagi suguhan yang ditayangkan berisi adegan-adegan yang seringkali tidak dimengerti oleh anak dan bahkan sebenarnya traumatis (karena menyaksikan adegan perkelahian, kekerasan, seksual, atau pun acara yang tidak disangka memberi kesan yang mendalam karena egosentrisme yang kuat pada anak dan karena kemampuan kognitif yang masih belum berkembang). Akibatnya, dalam jangka waktu tertentu yang mana seharusnya otak mendapat banyak stimulasi dari lingkungan/orang tua untuk kemudian memberikan feedback kembali, namun karena yang lebih banyak memberikan stimulasi adalah televisi (yang tidak membutuhkan respon apa-apa dari penontonnya), maka sel-sel otak yang mengurusi masalah bahasa dan bicara akan terhambat perkembangannya.

2.2.3 Merangsang Kemampuan Bicara Anak

Bicara adalah salah satu alat komunikasi yang sangat efektif untuk membuat lingkungan mengerti apa yang kita butuhkan. Bahkan seorang bayi pun akan dapat merasakan bahwa dengan bicara, ia akan lebih mudah membuat orang lain mengerti maksud atau keinginannya, dibandingkan bila ia hanya bisa menggunakan bahasa tangis atau gerak tubuhnya. Misalnya saja, ketika seorang bayi merasa haus, maka ia akan lebih cepat mendapatkan minum apabila ia berbicara meminta minum ketimbang bila ia menangis yang bisa diartikan bermacam-macam atau membuat orang lain bingung.

Melihat pentingnya kemampuan bicara, maka selayaknyalah kita mengusahakan cara-cara yang dapat membuat anak memiliki kemampuan bicara. Agar anak dapat memiliki kemampuan bicara, maka selain diperlukan kematangan otot-otot bicaranya, diperlukan juga stimulasi atau perangsangan terhadap kemampuan bicaranya. Pemberian stimulasi bicara pada anak, dapat dilakukan oleh orangtua, pengasuh, keluarga, ataupun orang lain yang ada di lingkungan dimana anak tersebut berada.

Sebagai pedoman untuk dapat mengoptimalkan perkembangan kemampuan bicara anak, hendaknya orang yang memberikan stimulasi bicara pada anak, benar-benar dapat memanfaatkan sebaik mungkin masa-masa dimana anak benar-benar peka atau paling cepat menyerap pengajaran bicara yang diberikan kepadanya (teachable moment). Berdasarkan penelitian, masa dimana seorang anak peka terhadap pengajaran bicara adalah usia 18 bulan, karena pada usia inilah, kematangan otot-otot bicara sudah terbentuk dan secara mental, anak siap untuk mendapat pengajaran. Namun demikian, bukan berarti pada periode sebelumnya, tidak diperlukan latihan atau rangsang bicara. Latihan tetap diperlukan untuk menimbulkan efek positif dari kebiasaan mendengar. Seperti mendapat contoh bagaimana berbicara yang benar, bagaimana membuat kalimat, memperkaya kosa kata, dsb.

Selain itu, untuk dapat mengoptimalkan perkembangan kemampuan bicara anak, hendaknya dalam pemberian stimulasi bicara, tidak hanya menggunakan bahasa yang benar atau intonasi suara yang tepat saja, tapi gunakan juga gerakan tubuh dan ekspresi wajah. Hal ini dimaksudkan agar isi pembicaraan dapat mudah dipahami oleh anak. Misalnya pada saat melarang si kecil membuang mainannya, selain berkata “jangan ya dik..”, kita juga bisa memperkuatnya dengan menggelengkan kepala atau mengisyaratkan tangan.

Dalam usaha menstimulasi kemampuan bicara anak, Berikut ini ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh orangtua atau orang-orang yang terlibat dalam pemberian stimulasi bicara pada anak:

  1. Membiasakan anak mendengar suara. Misalnya melalui kegiatan mendongeng, mendengarkan lagu yang kita nyanyikan sendiri atau dari kaset, memperdengarkan pembicaraan orang di radio atau televisi, dsb. Hal ini dimaksudkan agar anak terbiasa mendengar banyak kosa kata bahasa ibu, sehingga lambat laun ia dapat belajar menirukannya atau mengucapkannya.
  2. Beri dukungan atau respon yang positif kepada anak setiap kali si anak berusaha untuk bicara atau berespon terhadap rangsang bicara kita kepadanya . Misalnya dengan memberikan pujian, ciuman, senyuman, pelukan, dsb. Sehingga anak merasa senang dan cenderung mengulanginya. Namun sebaliknya, bila anak hanya menggunakan bahasa isyarat saja, jangan cepat-cepat berespon menuruti apa yang diinginkannya. Ajarkan dan contohkan bagaimana yang seharusnya diucapkan oleh anak.
  3. Sering-sering mengajak anak bicara pada saat berinteraksi dengan si anak . Misalnya ketika kita mau memandikan si anak, katakan dan tunjukkan pada anak anda benda-benda yang akan dipakai untuk keperluan mandi serta kegunaannya, seperti air hangat, handuk, sabun, sampo, dst. Pada awalnya memang anak masih belum mengerti apa yang kita ucapkan, tetapi lambat laun, si anak akan terbiasa belajar hal-hal penting, seperti mengenai bagaimana membentuk kalimat, konsep urutan kejadian, konsep sebab akibat, kosa kata, dsb. yang semuanya ini sangat berguna dalam mengembangkan kemampuan berbahasa dan kemampuan berfikirnya kelak.
  4. Ajak anak jalan-jalan di lingkungan sekitar rumah. Misalnya ke taman atau sesekali berkunjung ke rumah tetangga atau saudara, agar anak dapat belajar dan terbiasa mendengar bagaimana orang lain bercakap-cakap.
  5. Berikan contoh berbahasa yang benar. Apabila anak masih belum mampu mengucapkan kata-kata dengan benar, maka orangtua seharusnya memperbaikinya dan tidak malah ikut-ikutan atau sengaja berbicara salah karena menganggap hal itu sesuatu yang lucu. Misalnya ketika anak bilang "cucu" maka orangtua seharusnya memperbaikinya dengan mengatakan “oh adik mau minum susu ya”. Hal ini dimaksudkan agar anak bisa belajar mengenai apa yang seharusnya diucapkan.
  6. Periksakan ke dokter atau ahli bila ada hal-hal yang janggal pada anak, seperti anak tidak berespon setiap kali kita berbicara, anak belum mampu berbicara pada saat usianya 2 tahun atau anak tenang saja pada saat diperdengarkan suara yang mengagetkannya. Karena hal ini mungkin terjadi akibat adanya masalah dalam organ pendengaran anak yang membutuhkan bentuk dan cara stimulasi yang lebih khusus dan intensif.

2.2.4 Garis Besar Perkembangan Kemampuan Berbahasa dan Bicara

Menurut Dr. Miriam Stoppard (1995) tahapan perkembangan kemampuan bicara dan berbahasa dapat dibagi sebagai berikut:

0 - 8 Minggu

Pada masa awal, seorang bayi akan mendengarkan dan mencoba mengikuti suara yang didengarnya. Sebenarnya tidak hanya itu, sejak lahir ia sudah belajar mengamati dan mengikuti gerak tubuh serta ekspresi wajah orang yang dilihatnya dari jarak tertentu. Meskipun masih bayi, seorang anak akan mampu memahami dan merasakan adanya komunikasi dua arah dengan memberikan respon lewat gerak tubuh dan suara. Sejak dua minggu pertama, ia sudah mulai terlibat dengan percakapan, dan pada minggu ke-6 ia akan mengenali suara sang ibu, dan pada usia 8 minggu, ia mulai mampu memberikan respon terhadap suara yang dikenalinya.

Tindakan yang Dapat Dilakukan Orangtua

1. Semakin dini orang tua menstimulasi anaknya dengan cara mengajaknya bercakap-cakap dan menunjukkan sikap yang mendorong munculnya respon dari si anak, maka sang anak akan semakin dini pula tertarik untuk belajar bicara. Tidak hanya itu, kualitas percakapan dan bicaranya juga akan lebih baik. Jadi, teruslah mengajak anak Anda bercakap-cakap sejak hari pertama kelahirannya.

2. Jalinlah komunikasi dengan dihiasi oleh senyum Anda, pelukan, dan perhatian. Dengan demikian anak Anda akan termotivasi untuk berusaha memberikan responnya.

3. Tunjukkanlah selalu kasih sayang melalui peluk-cium, dan kehangatan yang bisa dirasakan melalui intonasi suara Anda. Dengan demikian, Anda menstimulasi terjalinnya ikatan emosional yang erat antara Anda dengan anak Anda sekaligus membesarkan hatinya.

4. Selama menjalin komunikasi dengan anak Anda, jangan lupa untuk melakukan kontak mata secara intensif karena dari pandangan mata tersebutlah anak bisa merasakan perhatian, kasih sayang, cinta, dan pengertian. Jika sedang bicara, tataplah matanya dan jangan malah membelakangi dia.

5. Jika anak Anda menangis, jangan didiamkan saja. Selama ini banyak bereda pandangan keliru, bahwa jika bayi menangis sebaiknya didiamkan saja supaya nantinya tidak manja dan bau tangan. Padahal, satu-satunya cara seorang bayi baru lahir untuk mengkomunikasikan keinginan dan kebutuhannya (haus, lapar, kedinginan, kepanasan, kebutuhan emosional, kelelahan, kebosanan) dia adalah melalui tangisan. Jadi, jika tangisannya tidak Anda pedulikan, lama-lama dia akan frustasi karena kebutuhannya terabaikan. Yang harusnya Anda lakukan adalah memberinya perlakuan seperti yang dibutuhkannya saat ia menangis. Untuk itu, kita sebagai orang tua haruslah belajar memahami dan mengerti bahasa isyaratnya. Tidak ada salahnya, jika Anda seakan-akan bertanya padanya, seperti :”rupanya ada sesuatu yang kamu inginkan,....coba biar Ibu lihat...”

8 - 24 Minggu

Tidak lama setelah seorang bayi tersenyum, ia mulai belajar mengekspresikan dirinya melalui suara-suara yang sangat lucu dan sederhana, seperti “eh”, “ah”, “uh”, “oh” dan tidak lama kemudian ia akan mulai mengucapkan konsonan seperti “m”, “p”, “b”, “j” dan “k”. Pada usia 12 minggu, seorang bayi sudah mulai terlibat pada percakapan “tunggal” dengan menyuarakan “gaga”, “ah goo”, dan pada usia 16 minggu, ia makin mampu mengeluarkan suara seperti tertawa atau teriakan riang, dan bublling. Pada usia 24 minggu, seorang bayi akan mulai bisa menyuarakan “ma”, “ka”, “da” dan sejenisnya. Sebenarnya banyak tanda-tanda yang menunjukkan bahwa seorang anak sudah mulai memahami apa yang orang tuanya atau orang lain katakan. Lucunya, anak-anak itu akan bermain dengan suaranya sendiri dan terus mengulang apa yang didengar dari suaranya sendiri.

Tindakan yang Dapat Dilakukan Orangtua

1. Untuk bisa berbicara, seorang anak perlu latihan mekanisme berbicara melalui latihan gerakan mulut, lidah, bibir. Sebenarnya, aktivitas menghisap, menjilat, menyemburkan gelembung dan mengunyah merupakan kemampuan yang diperlukan. Oleh sebab itu, latihlah anak Anda baik dengan permainan maupun dengan makanan.

2. Sering-seringlah menyanyikan lagu untuk anak Anda dengan lagu-lagu anak-anak yang sederhana dan lucu, secara berulang dengan penekanan pada ritme dan pengucapannya. Bernyanyilah dengan diselingi permainan-permainan yang bernada serta menarik. Jadi, luangkan lah waktu Anda untuk terlibat dalam kegiatan menarik seperti itu agar kemampuan bicara dan berbahasa anak Anda lebih berkembang.

3. Salah satu cara seorang anak berkomunikasi di usia ini adalah melalui tertawa. Oleh sebab itu, sering-seringlah bercanda dengannya, tertawa, membuat suara-suara dan ekspresi lucu agar kemampuan komunikasi dan interaksinya meningkat dan mendorong tumbuhnya kemampuan bahasa dan bicara.

4. Setiap bayi yang baru lahir, mereka akan belajar melalui pembiasaan atau pun pengulangan suatu pola, kegiatan, nama atau peristiwa. Melalui mekanisme ini Anda mulai bisa mengenalkan kata-kata yang bermakna pada anak pada saat melakukan aktivitas rutin, seperti : pada waktu mau makan, Anda bisa katakan “nyam-nyam”

28 Minggu - 1 Tahun

Usia 28 minggu seorang anak mulai bisa mengucapkan “ba”, “da”, “ka” secara jelas sekali. Bahkan waktu menangis pun vokal suaranya sangat lantang dan dengan penuh intonasi. Pada usia 32 minggu, ia akan mampu mengulang beberapa suku kata yang sebelumnya sudah mampu diucapkannya. Pada usia 48 minggu, seorang anak mulai mampu sedikit demi sedikit mengucapkan sepatah kata yang sarat dengan arti. Selain itu, ia mulai mengerti kata “tidak” dan mengikuti instruksi sederhana seperti “bye-bye” atau main “ciluk-baa”. Ia juga mulai bisa meniru bunyi binatang seperti “guk”, “kuk”, “ck”

Tindakan yang Dapat Dilakukan Orangtua

1. Jadilah model yang baik untuk anak Anda terutama pada masa ini lah mereka mulai belajar meniru kata-kata yang didengarnya dan mengucapkannya kembali. Ucapkan kata-kata dan kalimat Anda secara perlahan, jelas dengan disertai tindakan (agar anak tahu artinya atau korelasinya antara kata yang Anda ucapkan dengan tindakan kongkritnya), dan jangan lupa, bahasa tubuh dan ekspresi wajah Anda juga harus pas.

2. Anak Anda akan belajar bicara dengan bahasa yang tidak jelas bagi Anda. Jadi, ini lah waktunya untuk Anda berdua (Anda dengan anak) saling belajar untuk bisa saling memahami keinginan dan maksud berdua. Jadikanlah kegiatan ini sebagai salah satu bentuk permainan yang menyenangkan agar anak Anda tidak patah semangat untuk terus mencoba mengucapkan secara pas dan jelas. Namun, jika Anda malas memperhatikan “suaranya”, apa yang dimaksudnya, dan tidak mengulangi suaranya, atau bahkan ekspresi wajah Anda membuat dirinya jadi enggan mencoba, maka anak Anda akan merasa bahwa “tidak memungkinkan baginya untuk mencoba mengekspresikan keinginan karena orang dewasa tidak akan ada yang mengerti dan mau mendengarkan”

3. Kadang-kadang, ikutilah gumamannya, namun, Anda juga perlu mengucapkan kata secara benar. Jika suatu saat ia berhasil mengucapkan suatu suku kata atau kata dengan benar, berilah pujian yang disertai dengan pelukan, ciuman, tepuk tangan..dan sampaikan padanya, “betapa pandainya dia”.

4. Jika mengucapkan sebuah kata, sertailah dengan penjelasan artinya. Lakukan hal ini terus menerus meski tidak semua dimengertinya. Penjelasan bisa dilakukan misal dengan menunjukkan gambar, gerakan, sikap tubuh, atau pun ekspresi.

1 Tahun - 18 Bulan

Pada usia setahun, seorang anak akan mampu mengucapkan dua atau tiga patah kata yang punya makna. Sebenarnya, ia juga sudah mampu memahami sebuah obyek sederhana yang diperlihatkan padanya. Pada usia 15 bulan, anak mulai bisa mengucapkan dan meniru kata yang sederhana dan sering didengarnya untuk kemudian mengekspresikannya pada porsi / situasi yang tepat. Usia 18 bulan, ia sudah mampu menunjuk obyek-obyek yang dilihatnya di buku dan dijumpainya setiap hari. Selain itu ia juga mampu menghasilkan kurang lebih 10 kata yang bermakna.

Tindakan yang Dapat Dilakukan Orangtua

1. Semakin mengenalkan anak Anda dengan berbagai macam suara, bunyi, seperti misalnya suara mobil, motor, kucing, anjing, dsb. Kenalkan pula pada suara-suara yang sering didengarnya sehari-hari, seperti pintu terbuka-tertutup, suara air, suara angin berdesir di pepohonan, kertas dirobek, benda jatuh, dsb.

2. Sering-seringlah membacakan buku-buku yang sangat sederhana namun sarat dengan cerita yang menarik untuk anak dan gambar serta warna yang “eye catching”. Tunjukkan obyek-obyek yang terlihat di buku, sebutkan namanya, jelaskan apa yang sedang dilakukannya, bagaimana jalan ceritanya. Minta lah padanya untuk mengulang nama yang Anda sebutkan, dan jangan lupa, berilah pujian jika ia berhasil mengingat dan mengulang nama yang Anda sebutkan.

3. Jika sedang bersamanya, sebutkan nama-nama benda, warna dan bentuk pada setiap obyek yang dilihatnya

4. Anda mulai bisa mengenalkan dengan angka dengan kegiatan seperti menghitung benda-benda sederhana yang sedang dibuat permainan. Lakukan itu dalam suasana yang santai dan nyaman agar anak tidak merasa ada tekanan keharusan untuk menguasai kemampuan itu

18 Bulan - 2 Tahun

Pada rentang usia ini, kemampuan bicara anak semakin tinggi dan kompleks. Perbendaharaan katanya pun bisa mencapai 30 kata dan mulai sering mengutarakan pertanyaan sederhana, seperti “mana ?”, “dimana?” dan memberikan jawaban singkat, seperti “tidak”, “disana”, “disitu”, “mau”. Pada usia ini mereka juga mulai menggunakan kata-kata yang menunjukkan kepemilikan, seperti “punya ani”, “punyaku”. Bagaimana pun juga, sebuah percakapan melibatkan komunikasi dua belah pihak, sehingga anak juga akan belajar merespon setelah mendapatkan stimulus. Semakin hari ia semakin luwes dalam menggunakan kata-kata dan bahasa sesuai dengan situasi yang sedang dihadapinya dan mengutarakan kebutuhannya. Namun perlu diingat, oleh karena perkembangan koordinasi motoriknya juga belum terlalu sempurna, maka kata-kata yang diucapkannya masih sering kabur, misalnya “balon” jadi “aon”, “roti” jadi “oti”

Tindakan yang Dapat Dilakukan Orangtua

1. Mulailah mengenalkan anak Anda pada perbendaharaan kata yang menerangkan sifat atau kualitas. Seperti “baik, indah, cantik, dingin, banyak, sedikit, asin, manis, nakal, jelek, dsb. Caranya, pada saat Anda mengucapkan suatu kata tertentu, sertailah dengan kualitas tersebut, misalnya “anak baik, anak manis, anak pintar, baju bagus, boneka cantik, anak nakal, roti manis”, dsb

2. Mulailah mengenalkan padanya kata-kata yang menerangkan keadaan atau peristiwa yang terjadi : sekarang, besok, di sini, di sana, kemarin, nanti, segera, dsb

3. Anda juga bisa mengenalkannya kata-kata yang menunjukkan tempat : di atas, di bawah, di samping, di tengah, di kiri, di kanan, di belakang, di pinggir; Anda bisa melakukannya dengan menggunakan contoh gerakan. Banyak model permainan yang dapat Anda gunakan untuk menerangkan kata-kata tersebut, bahkan dengan permainan, akan jauh lebih menyenangkan baginya dna bagi Anda.

4. Yang perlu Anda ingat, janganlah menyetarakan perkembangan anak Anda dengan anak-anak lainnya karena tiap anak mempunyai dan mengalami hambatan yang berbeda-beda. Jadi, jika anak Anda kurang lancar dan fasih berbicara, janganlah kemudian menekannya untuk lekas-lekas mengoptimalkan kemampuannya. Keadaan ini hanya akan membuatnya stress

2 Tahun - 3 Tahun

Seorang anak mulai menguasai 200 – 300 kata dan senang bicara sendiri (monolog). Sekali waktu ia akan memperhatikan kata-kata yang baru didengarnya untuk dipelajari secara diam-diam. Mereka mulai mendengarkan pesan-pesan yang penuh makna, yang memerlukan perhatian dengan penuh minat dan perhatian. Perhatian mereka juga semakin luas dan semakin bervariasi. Mereka juga semakin lancar dalam bercakap-cakap, meski pengucapannya juga belum sempurna. Anak seusia ini juga semakin tertarik mendengarkan cerita yang lebih panjang dan kompleks. Jika diajak bercakap-cakap, mudah bagi mereka untuk loncat dari satu topik pembicaraan ke yang lainnya. Selain itu, mereka sudah mampu menggunakan kata sambung “sama”, misalnya “ani pergi ke pasar sama ibu”, untuk menggambarkan dan menyambung dua situasi yang berbeda. Pada usia ini mereka juga bisa menggunakan kata “aku”, “saya” “kamu” dengan baik dan benar. Dengan banyaknya kata-kata yang mereka pahami, mereka semakin mengerti perbedaan antara yang terjadi di masa lalu, masa kini dan masa sekarang.

Tindakan yang Dapat Dilakukan Orangtua

1. Pada usia ini, anak Anda akan lebih senang bercakap-cakap dengan anak-anak seusianya dari pada dengan orang dewasa. Oleh sebab itu, akan baik jika ia banyak dikenalkan dengan anak-anak seusianya dan dilibatkan pada lingkungan sosial yang bisa memfasilitasi kemampuan sosial dan berkomunikasinya. Salah satu tujuan para orang tua memasukkan anaknya dalam nursery school adalah karena alasan tersebut, agar anaknya bisa mengembangkan kemampuan komunikasi sekaligus sosialisasi. Meskipun demikian, bahasa dan kata-kata yang diucapkan masih bersifat egosentris, namun lama kelamaan akan lebih bersifat sosial seiring dengan perkembangan usia dan keluasan jaringan sosialnya.

2. Sering-seringlah menceritakan cerita menarik pada anak Anda, karena sebenarnya cerita juga merupakan media atau sarana untuk mengekspresikan emosi, menamakan emosi yang disimpannya dalam hati, dan belajar berempati. Dari kegiatan ini pula lah anak Anda tidak hanya belajar berani mengekspresikan diri secara verbal tapi juga belajar perilaku sosial.

3. Ceritakan padanya cerita yang lebih kompleks dan kenalkan beberapa kata-kata baru sambil menerangkan artinya. Lakukan ini secara terus menerus agar ia dapat mengingatnya dan mengenalinya dengan mudah ketika Anda mengulang cerita itu kembali di lain waktu.

3 - 4 Tahun

Anak mulai mampu menggunakan kata-kata yang bersifat perintah; hal ini juga menunjukkan adanya rasa percaya diri yang kuat dalam menggunakan kata-kata dan menguasai keadaan. Mereka senang sekali mengenali kata-kata baru dan terus berlatih untuk menguasainya. Mereka menyadari, bahwa dengan kata-kata mereka bisa mengendalikan situasi seperti yang diinginkannya, bisa mempengaruhi orang lain, bisa mengajak teman-temannya atau ibunya. Mereka juga mulai mengenali konsep-konsep tentang kemungkinan, kesempatan, dengan “andaikan”, “mungkin”, “misalnya”, “kalau”. Perbendaharaan katanya makin banyak dan bervariasi seiring dengan peningkatan penggunaan kalimat yang utuh. Anak-anak itu juga makin sering bertanya sebagai ungkapan rasa keingintahuan mereka, seperti “kenapa dia Ma ?”, “sedang apa dia Ma?”, “mau ke mana ?”

Tindakan yang Dapat Dilakukan Orangtua

  1. Hindari sikap mengkoreksi kesalahan pengucapan kata anak secara langsung, karena itu akan membuatnya malu dan malah bisa mematahkan semangatnya untuk belajar dan berusaha. Anda bisa mengulangi kata-kata tersebut secara jelas seolah Anda mengkonfirmasi apa yang dimaksudkannya. Dengan demikian, ia akan memahami kesalahannya tanpa merasa harus malu.
  2. Pada usia ini, seorang anak sudah mulai bisa mengerti penjelasan sederhana. Oleh sebab itu, Anda bisa mulai mencoba untuk mengajaknya mendiskusikan soal-soal yang sangat sederhana; dan tanyakan apa pendapatnya tentang persoalan itu. Dengan cara itu, Anda melatih cara dan proses penyelesaian masalah pada anak Anda setahap demi setahap. Hasil dari tukar pendapat itu sebenarnya juga mempertinggi self-esteem anak karena ia merasa pendapatnya didengarkan oleh orang dewasa.
  3. Mulailah mengeluarkan kalimat yang panjang dan kompleks, agar ia mulai belajar meningkatkan kemampuannya dalam memahami kalimat. Untuk mengetahui apakah ia memahami atau tidak, Anda bisa melihat respon dan reaksinya; jika ia melakukan apa yang Anda inginkan, dapat diartikan ia cukup mengerti kalimat Anda.
  4. Anak-anak sangat menyukai kegiatan berbisik karena hal itu permainan mengasikkan buat mereka sebagai salah satu cara mengekspresikan perasaan, dan keingintahuan.

5. Pakailah cerita-cerita dongeng dan fabel yang sebenarnya mencerminkan dunia anak kita dan memakainya sebagai suatu cara untuk mengajarkan banyak hal tanpa menyinggung perasaannya. Dengan mendongeng, Anda mengenalkan padanya konsep-konsep tentang moralitas, nilai-nilai, sikap yang baik dan jahat, keadilan, kebajikan dan pesan-pesan moral lainnya. Jadikanlah saat-saat bersama anak Anda sebagai masa yang menyenangkan, ceria, santai dan segar. Buatlah ini menjadi kebiasaan di waktu-waktu tertentu, seperti sebelum tidur atau di waktu sore hari.

Dari bahasan di atas kita bisa mengetahui bahwa dokter gigi akan sangat membutuhkan informasi tentang keadaan perkembangan bahasa dan bicara pada pasiennya. Pelayanan kesehatan dokter gigi akan menjadi sangat berharga bagi si anak dan orangtuanya jika dokter gigi mengenali kondisi-kondisi berikut ini.

  1. Perkembangan alami dari kemampuan bicara, bahasa dan pendengaran serta gangguan-gangguan yang mungkin dialami.
  2. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap masalah-masalah yang berkaitan dengan kemampuan bicara dan hubungannya dengan kesehatan gigi.

Tentu saja perawatan kesehatan gigi tidak serta-merta mengatasi masalah tersebut. Tetapi setidaknya perawatan kesehatan gigi akan mengurangi minimal satu faktor yang menyebabkan gangguan kemampuan bicara dan bahasa tersebut. Sehingga, nantinya si anak akan lebih berhasil ketika diserahkan kepada terapis bicara.

Seorang dokter gigi harus merujuk si pasien ke ahli terapi bicara atau tenaga medis terkait lainnya jika menemukan kondisi berikut ini pada anak tersebut :

Kemampuan Bahasa

  • Bayi tidak mengoceh atau berceloteh dan tidak merespon suara ketika berumur 9 bulan.
  • Anak tidak mengucapkan satu kata pun setelah berusia 18 bulan.
  • Anak tidak bisa mengkombinasikan kata-kata menjadi kalimat berarti setelah umur 3 tahun.
  • Anak sepertinya mendengarkan tapi tidak memahami pembicaraan setelah berusia 3 tahun.
  • Anak masih menggunakan struktur kalimat yang ganjil atau tidak beraturan setelah umur 5 tahun.

Kemampuan Bicara

  • Anak menggunakan suara-suara vokal dan atau jarang menggunakan suara-suara konsonan dalam pembicaraannya setelah umur 2 tahun.
  • Suara vokal si anak terganggu setelah umur 3 tahun
  • Perkataan-perkataan si anak masih tidak bisa dimengerti setelah umur 3 tahun.
  • Si anak masih tidak menggunakan beberapa konsonan setelah umur 4 tahun
  • Anak terlihat gagap setelah umur 4,5 tahun
  • Anak masih tidak bisa mengucapkan beberapa suara konsonan terutama yang diletakkan di akhir kata setalah usia 5,5 tahun.
  • Anak masih tidak mampu mengucapkan satu atau lebih suara konsonan atau mengabaikan penggunaannya setelah usia 8 tahun.
  • Si anak merasa kecewa atau sedih dengan perkembangan kemampuan bicaranya di usia berapa pun.

Kemampuan Suara dan Resonansi

  • Semua bentuk kualitas suara yang buruk (sengau, parau, serak) yang berlangsung lebih dari 2 minggu
  • Suaranya lebih lunak atau lebih keras dari biasanya
  • Pitch level lebih tinggi, rendah atau monoton.
  • Hanya bisa mengucapkan beberapa kata dalam satu helaan nafas, sehingga terlihat seperti orang yang tegang.
  • Suara terdengar seperti suara hidung, ditandai juga dengan adanya infeksi saluran nafas atas.

DAFTAR PUSTAKA

http://psikologianakindonesia.wordpress.com

http://www.e-psikologi.com/anak/bicara-3.htm

http://www.sahabatnestle.co.id/main/keluarga

http://www.e-psikologi.com/epsi/anak

http://www.saranaku.com/wicara.php

http://www.anakku.net/index.php