Saturday, January 12, 2008

Mentari,

melihatmu di ujung sana membuat hatiku semakin pedih

kuyakin kau takkan mau menunggu kedewasaanku,

tumbuh sempurna dan layak jadi pendampingmu

aku belumlah pantas menjadi bumimu

yang kau sapa setiap pagi dengan semangat dan cinta

yang kau terangi tanpa harapkan balasan

biarlah aku sekedar purnama malam

yang menyerap setiap cahayamu dan memantulkannya kembali

sebagai pertanda cinta padamu selalu

meski di tengah malam sunyi

ketika makhluk2 bumi terlena oleh mimpi

bahkan tak rasakan kehadiranku

No comments:

Post a Comment