Friday, January 25, 2008

“IHSG Ambruk” Sumpe Lo?

23 Januari 2008

Hari ini, sebuah koran nasional nulis judul gede-gede “Indeks Ambruk”.

Memang sih, penurunan Indeks BEI lumayan gede juga. Dari rekor 2.830 sekarang jeblok ke level 2.291.


Dari apa yang ditulis di koran, terlihat sekali apa yang pernah disampaikan oleh mas Aidil Akbar, wealth planner terkenal yang nyiptain Rich Game. Beliau bilang, orang Indonesia itu aneh. Kalau bursa sedang jatuh, mereka justru segera jual saham. Sebaliknya, begitu bursa sedang naik, mereka justru beli saham dalam jumlah besar. Padahal, logika umum di kalangan praktisi ekonomi luar negeri adalah memborong saham ketika bursa ambruk. Soalnya, ketika bursa sedang ambruk, ada begitu banyak saham yang dijual dengan harga obral.

Di samping itu, berdasarkan konsep yang pernah saya dengar dari Pak Johan Dimalouw, orang yang mengalami kerugian ketika bursa jatuh itu adalah orang yang redeem (mencairkan sahamnya) ketika bursa sedang jatuh.

Hal ini bisa dibuktikan jika anda memperhatikan tren dari tahun ke tahun. Meskipun mungkin pernah terjadi penurunan pada beberapa kesempatan. Tapi, jika grafiknya digambarkan dari tahun 1998, orang-orang yang berinvestasi saat itu dan tidak mencairkan dananya hingga 2008 sudah mengantongi keuntungan besar 10 kali lipat dari dana awal yang mereka tanamkan. Grafik dari 1998-2008 adalah grafik naik.

Dengan demikian, dari keanjlokan bursa ini ada beberapa pelajaran penting buat para investor atau anda yang mau jadi investor.

  • Pastikan uang yang diinvestasikan adalah uang tidur.

Maksudnya, jangan sekali-kali jual rumah, tanah, ngegadaiin emas anda, hanya untuk bisa masuk lantai bursa. Ambillah uang dari pos yang memang dalam jumlah yang cukup dan gak akan dipake dalam jangka panjang, minimal 1 tahun.

  • Bagi keuangan anda menjadi tiga

Uang yang akan dipakai membiayai hidup sehari-hari.

Tabungan yang gampang diambil, terutama bisa lewat ATM.

Investasi.

Jadi ketika terjadi gejolak, anda tidak harus mencairkan saham-saham anda, karena masih ada uang di saku, kalaupun habis, masih ada uang tabungan.

  • Pilih manajer investasi yang bagus.

Pastikan mereka memiliki kapital yang cukup besar. Ekstrimnya, mereka tetap sanggup berjalan selama lima tahun seandainya investornya Cuma anda, itu pun dengan investasi 1 juta rupiah. Kalau gak? Bisa-bisa kita yang masih ‘waras’ tetap kelindes gara-gara orang-orang ‘gila’ yang ngambil dananya di perusahaan investasi tersebut.

  • Kalau anda main saham langsung.

Pastikan saham anda ditempatkan pada perusahaan blue chip. Mereka biasanya udah cukup kuat dan tidak akan terlalu terpengaruh oleh gejolak pasar. So, ketika bursa naik nanti, mereka masih exist di Indonesia.

  • Pastikan anda sudah menyadari resikonya.

Setiap usaha pasti ada resikonya, apa pun itu. Bahkan menjadi pegawai negeri pun beresiko, ketika harga melambung tinggi seperti saat ini, gaji pegawai negeri tetap tidak berubah (bisa disiasati dengan korupsi lebih besar kali ya?). Ketika anda sudah memahami resiko berinvestasi, anda akan siap untuk menghadapinya.

Punten, saya memang bukan ahlinya, ini sekedar berbagi informasi dengan anda tentang informasi yang pernah saya dapatkan.


No comments:

Post a Comment