Saturday, January 19, 2008

Islam vs Atheis (liberalis-komunis)

Malam ini saya meluangkan waktu sejenak menyimak acara yang sedang populer di televisi berjudul ’Silat Lidah’. Jujur saja, ini bukan pertama kalinya saya menonton acara ini. Kenapa saya tertarik? Karena di acara ini akhirnya saya bisa menemukan sebuah tontonan yang menampilkan dengan nyata, tanpa skenario, bagaimana seorang atheis yang muncul dalam wajah hedonis berpendapat.



Seorang penonton yang mengenakan jilbab bertanya mengenai pendapat panelis terhadap aborsi. Dari sisi panelis, mereka mendukung aborsi dengan alasan yang benar, bukan karena niat aborsi begitu saja. Dari sisi penonton, keluar sebuah pernyataan bahwa aborsi bagaimana pun berbahaya dan yang terutama berdosa.

Akhirnya, dari pembicaraan itu saya bisa menangkap apa sebetulnya penyebab jurang pemisah antara kaum atheis dengan Islam.

Kalangan praktisi Islam menyibukkan diri membahas persoalan keagamaan dan tenggelam dalam kegiatan peribadatan. Bagaimana shalat yang bernar, haji yang benar dll. Mereka tidak sempat atau mungkin malah menyepelekan persoalan lain yang terlanjur dianggap sebagai persoalan duniawi.

Di sisi lain, kaum atheis tidak memperdulikan agama. Tidak masalah dengan agama lain yang sudah melebur dan tampak sebagai budaya di masyarakat. Tetapi dengan Islam, masalah menjadi berbeda karena Islam adalah agama yang betul-betul tidak bisa dicampurkan dengan budaya. Hasilnya, mereka langsung apatis terhadap pandangan agama tanpa mau mencari sumber yang terpercaya.

Dengan kata lain, kedua golongan ini sering berseberangan karena hidup mereka tidak seimbang antara satu dengan lainnya. Padahal, agama itu juga mencakup ilmu pengetahuan dan dunia juga. Sebaliknya, dunia juga hanya sementara dan tidak untuk selamanya, jadi agama juga perlu.

Melihat Islam lebih lengkap, jangan-jangan ini yang kita butuhkan?


No comments:

Post a Comment