Tuesday, January 1, 2008

Bruxism/Gigi rontok

Maaf, itu Cuma istilah saya aja, (Gigi Rontok) tapi kalau gigi rontok memang karena suara yang ditimbulkan oleh gemeretak gigi. Biasanya terjadi ketika seseorang tertidur. Anda mungkin pernah mendengar teman atau orang yang anda kenal mengeluarkan suara gemeretak ketika tidur?

Bruxism dapat dialami oleh orang dewasa atau pun anak-anak. Meskipun lebih sering terjadi saat tidur, orang yang ketakutan atau cemas terkadang juga menggemeretakkan giginya.

Meskipun ringan dan kadang malah tidak memerlukan perawatan sama sekali, kebiasaan bruxism bisa memicu kelainan bentuk rahang, sakit kepala, kerusakan diri tentunya, dan masalah kesehatan lainnya. Tapi masalahnya, orang yang mengalami bruxism ketika tidur jarang menyadari kebiasaan buruknya ini. Akhirnya ketika terjadi kerusakan pada gigi atau rahang baru mereka mengunjungi dokter gigi.

Tanda dan gejala

  • Mengeluarkan bunyi gemeretak karena gesekan atau benturan antar gigi.
  • Gigi yang beradu menjadi rata atau sumbing
  • Email gigi yang beradu sangat tipis sampai dentin nyaris terlihat
  • Gigi menjadi sensitif
  • Rahang nyeri atau rasa kaku pada otot rahang
  • Sakit telinga
  • Sakit kepala
  • Nyeri di wajah

Penyebab

Penelitian tentang penyebab bruxism belumlah tuntas. Akan tetapi beberapa ahli mengatakan bahwa bruxism disebabkan oleh susunan gigi yang tidak rapi antara rahang atas dan bawah. Juga diduga ada kaitannya dengan kondisi psikologis penderita. seperti

  • Cemas, stress, tertekan
  • Kemarahan yang dipendam atau frustrasi
  • Kepribadian yang agresif, kompetitif, atau hiperaktif

Pada anak-anak, bruxism diduga berkaitan dengan pertumbuhan rahang dan gigi. Dimana, ketika itu gigi atas dan bawah belumlah sesuai dan masih mengalami perubahan susunan seiring munculnya gigi-gigi permanen.

Pada beberapa kasus, bruxism juga berkaitan dengan penyakit Huntington dan Parkinson.

Faktor resiko:

  • Stress. Stress bisa memicu bruxism, juga kemarahan atau kecemasan.
  • Usia. Biasanya anak kecil lebih beresiko mengalami bruxism.

Diagnosa

Ada beberapa pengujian untuk menentukan kasus bruxism ini. Di antaranya kondisi gigi apakah aus atau tidak, kondisi restorasi atau tambalan yang ada di gigi apakah masih utuh atau udah rusak, terus sensitivitas gigi. Tambahan juga, kondisi mental pasien, kebiasaan makan dan minum, gerakan rahang dan telinga.

Komplikasi

Pada kebanyakan kasus, bruxism tidak menimbulkan komplikasi yang parah, tapi beberapa kasus menyebabkan:

  • Kerusakan gigi atau rahang
  • Kerusakan gigi tiruan, mahkota tiruan, tambalan
  • Sakit kepala
  • Nyeri di wajah
  • Kelainan Temporomandibular, terasa aneh saat membuka dan menutup mulut.

Perawatan

Pada kebanyakan kasus tidak memerlukan perawatan khusus sih. Tapi, kalau kasusnya berat perlu perawatan:

  • Manajemen stress. Jika terbukti disebabkan oleh stress, mungkin anda perlu mendatangi psikolog atau konseling. Bisa juga dengan mengikuti latihan meditasi yang meningkatkan kemampuan untuk rileks. Kalau terjadi pada anak, cobalah bicarakan apa yang menjadi penyebab stress atau ketakutannya. Anak bisa dibantu untuk rileks dengan mandi air hangat atau membacakan cerita kesukaannya sebelum tidur.

· Pendekatan kesehatan gigi. Kalau anak anda mengalami bruxism, atau anda, dokter gigi mungkin akan membuatkan mouth-guard atau pelindung gigi agar gigi tidak mengalami kerusakan ketika anda bruxism. Kalau gigi yang terkena sudah cukup parah maka dokter gigi akan membuatkan semacam mahkota buatan yang dipasang pada gigi yang emailnya sudah sangat tipis, sehingga bisa melindungi gigi agar tidak terlalu sensitif. Tapi tetap saja, ini tidak bisa menghentikan bruxism itu sendiri.

· Terapi tingkah laku. Segera setelah anda mengetahui bahwa anda terkena bruxism, sebaiknya anda segera mengubah gerakan-gerakan mulut anda. Coba biasakan meletakkan lidah menyentuh gigi depan, gigi-gigi saling beradu, rapat, dan bibir tertutup. Tujuannya agar mulut terbiasa dengan gerakan rahang yang normal. Kalau anda tetap kesulitan, sekarang ada terapis-terapis biofeedback. Terapi ini bekerja dengan cara memasang beberapa sensor di tubuh yang akan memonitor respon tubuh terhadap stress, termasuk bruxism. Seandainya responnya muncul, alatnya akan mengirimkan feedback kepada anda lewat audiovisual, mungkin dengan suara bip-bip-bip atau lainnya yang membuat anda bisa mengasosiasikan bruxism dengan stress, jadi anda akan berusaha menguranginya. Terapis juga akan memberi anda satu unit untuk anda pakai di rumah. Akan tetapi, terapi ini masih baru di Indonesia, jadi kemungkinan besar agak sulit untuk mendapatkannya.

  • Obat. Sebenarnya obat tidak terlalu efektif mengurangi bruxism. Tetapi beberapa dokter akan memberikan resep obat untuk relaksasi otot atau botox jika tidak bisa ditangani juga.

Perawatan pribadi

Anda juga bisa merawat gejala bruxism ini dengan cara:

  • Kurangi stress. Ikutilah kegiatan-kegiatan yang menyenangkan dan menghibur, intinya tekan stress anda sampai batas minimalnya.
  • Bicarakan dengan orang terdekat. Jika anda sudah berkeluarga atau tinggal di asrama, minta tolonglah pada mereka untuk memberitahukan kalau anda bruxism ketika tidur. Hal ini untuk mempercepat deteksi bruxism.
  • Periksakan kesehatan gigi anda secara teratur. Sebetulnya semua masalah kesehatan gigi bisa dideteksi sejak dini sebelum semakin parah dengan memeriksakan diri anda ke dokter gigi secara teratur.

No comments:

Post a Comment