Friday, February 1, 2008

Klasifikasi gigi impaksi

Demi kebutuhan perawatan dan kesuksesan dalam merawat gigi yang terbenam (impaksi) diciptakanlah berbagai jenis klasifikasi. Beberapa di antaranya adalah Pell & Gregory, George Winter, dan Archer. Di sini akan saya jelaskan beberapa dari klasifikasi tersebut.



Pell & Gregory

1. Berdasarkan hubungan antara ramus mandibula dengan molar kedua dengan cara membandingkan lebar mesio-distal molar ketiga dengan jarak antara bagian distal molar kedua ke ramus mandibula.

Kelas I : ukuran mesio-distal gigi molar ketiga lebih kecil dibandingkan jarak antara distal gigi molar kedua dengan ramus mandibula.

Kelas II : ukuran mesio-distal gigi molar ketiga lebih besar dibandingkan jarak antara distal gigi molar kedua dengan ramus mandibula.

Kelas III : seluruh atau sebagian besar molar ketiga berada di dalam ramus mandibula.

2. berdasarkan letak molar ketiga di dalam tulang.

Posisi A : Bagian tertinggi gigi molar ketiga berada setinggi garis oklusal.

Posisi B : Bagian tertinggi gigi molar ketiga berada di bawah bidang oklusal tapi masih lebih tinggi daripada garis servikal molar kedua.

Posisi C : Bagian tertinggi molar ketiga terletak di bawah garis servikal molar kedua.

Kedua klasifikasi ini digunakan biasanya berpasangan. Misalkan, Kelas I tipe B, artinya panjang mesio-distal gigi molar ketiga lebih kecil dibandingkan jarak distal molar kedua ke ramus mandibula dan posisi molar ketiga berada di bawah garis oklusal tapi masih di atas servikal gigi molar kedua.

George Winter

Klasifikasi yang dicetuskan oleh George Winter ini cukup sederhana. Gigi impaksi digolongkan berdasarkan posisi gigi molar ketiga terhadap gigi molar kedua. Posisi-posisi ini dinamakan vertikal, horizontal, inverted, mesioangular (miring ke mesial), distoangular (miring ke distal), buko angular (miring ke bukal), linguoangular (miring ke lidah), posisi tidak biasa lainnya yang disebut unusual position.

Archer

Archer memberikan klasifikasi untuk impaksi yang terjadi di rahang atas.

1. Klasifikasi ini sebetulnya mirip dengan klasifikasi Pell & Gregory. Bedanya, klasifikasi ini berlaku untuk gigi atas.

Kelas A : bagian terendah molar ketiga setinggi bidang oklusal molar kedua.

Kelas B : bagian terendah molar ketiga di atas bidang oklusal gigi molar kedua tapi masih di bawah garis servikal molar kedua.

Kelas C : bagian terendah molar ketiga lebih tinggi dari garis servikal molar kedua.

2. Klasifikasi kedua untuk rahang atas ini sama dengan apa yang dibuat George Winter.

3. Berdasarkan hubungan gigi molar ketiga dengan sinus maksilaris.

Sinus approximation (SA) : bila tidak dibatasi tulang, atau ada lapisan tulang yang tipis di antara gigi impaksi dengan sinus maksilaris.

Non Sinus approximation (NSA) : bila terdapat ketebalan tulang yang lebih dari 2 mm antara gigi molar ketiga dengan sinus maksilaris.

3. Klasifikasi untuk gigi kaninus rahang atas

Kelas I : kaninus terletak di palatum, baik dalam posisi vertikal, horisontal, atau semivertikal.

Kelas II : kaninus terletak di bagian bukal atau labial

Kelas III : kaninus terletak di daerah palatum dan bukal atau labial.

Kelas IV : kaninus terletak pada prosesus alveolaris biasanya dalam posis vertikal di antara insisif dengan premolar I.

Kelas V : kaninus terletak pada daerah tidak bergigi (edentulous).

Mohon maaf jika ada kesalahan tulis atau informasi. Semoga bermanfaat!


No comments:

Post a Comment