Friday, February 29, 2008

KERANG

“Setiap pria dan wanita sukses adalah pemimpi-pemimpi besar. Mereka berimajinasi tentang masa depan mereka, berbuat sebaik mungkin dalam setiap hal, dan bekerja setiap hari menuju visi jauh ke depan yang menjadi tujuan mereka.” (Brian Tracy)

Pada suatu hari seekor anak kerang di dasar laut mengadu dan mengaduh pada
ibunya sebab sebutir pasir tajam memasuki tubuhnya yang merah dan lembek.



”Anakku...” kata sang ibu bijaksana, “Tuhan tidak memberikan pada kita, bangsa kerang, sebuah tangan pun, sehingga Ibu tak bisa menolongmu. Sakit sekali, aku tahu anakku. Tetapi terimalah itu sebagai takdir alam. Kuatkan hatimu. Jangan terlalu lincah lagi. Kerahkan semangatmu melawan rasa ngilu dan nyeri yang menggigit. Balutlah pasir itu dengan getah perutmu. Hanya itu yang bisa kau perbuat.” kata ibunya dengan tulus dan lembut.

Anak kerang pun melakukan nasehat bundanya. Ada baiknya, tetapi rasa sakit bukan alang kepalang. Kadang di tengah kesakitannya, ia meragukan nasehat ibunya. Dengan air mata ia bertahan, bertahun-tahun lamanya.

Tanpa disadarinya sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya. Makin lama makin halus. Rasa sakit pun makin berkurang. Dan semakin lama mutiaranya semakin besar. Rasa sakit menjadi terasa lebih wajar. Akhirnya sesudah sekian tahun, sebutir mutiara besar, utuh mengkilap, dan berharga mahal pun terbentuk dengan sempurna.

Penderitaannya berubah menjadi mutiara. Air matanya berubah menjadi sangat berharga. Dirinya kini, sebagai hasil derita bertahun-tahun, lebih berharga daripada sejuta kerang lain yang cuma disantap orang sebagai kerang rebus di pinggir jalan.

Inspirasi :

Ada sebuah pandangan yang mengatakan bahwa penderitaan adalah lorong ketuhanan untuk menjadikan “kerang biasa” menjadi “kerang luar biasa”. Penderitaan dapat mengubah “orang biasa” menjadi “orang luar biasa”. Itulah yang terjadi pada orang-orang seperti Abraham Lincoln, Nelson Mandela, Mahatma Gandhi, Kim Dae Jung dan A.H Nasution.

Om Albert Einstein juga sering cuap-cuap kalo kesuksesan itu adalah hasil paduan antara 1 bagian bakat ditambah 99 bagian kerja keras. Hingga menghasilkan apa yang dinamakan sebagai keberhasilan. Sedikit tips buat kamu, selama proses menjadi kerang kecil, cobalah mencari sebuah model sukses yang kamu inginkan. Apakah seperti Donald Trump, Albert Einstein, Chris Gardner dll. Ato bahkan mama papa sendiri? Cari orang itu, terus, cari tahu apa yang biasa dia lakukan, kebiasaan baiknya. Setelah kamu mengetahuinya, tinggal tiru aja, ikuti semua yang pernah dia lakukan selama ini sampai bisa sukses seperti saat ini.

Setiap kesulitan yang sanggup kamu terima dengan ikhlas, akhirnya menambah kekayaan jiwamu sendiri. Menjadi mutiara jiwa, menjadi tangga menuju kedewasaan. Pesan Allah SWT, “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS Az Zumar: 10). Konon Allah datang menghampiri orang yang dicintai-Nya dari arah yang telah ditentukan sebagai arah datangnya apa yang tidak disukainya, dan membukakan jalan keluar ketika harapan telah pupus dan ketika semua jalan telah buntu. Ini semua dimaksudkan agar semua makhluk-Nya terdorong untuk mengalihkan harapannya kepada Allah, dan memurnikan niat untuk bertawakal kepada-Nya, agar suatu saat nanti ia tidak berpaling dari-Nya, dan tidak bosan menunggu jalan keluar dari-Nya. Di samping itu, ketika ia ditimpa kesusahan ia masih dapat tetap tertawa dengan keyakinan bahwa Allah hanya menurunkan ujian yang ringan, bukan yang lebih besar dari itu. Dan ia juga masih dapat senang karena Allah hanya menurunkan musibah yang kecil dibandingkan jika yang ditimpakan lebih besar lagi, yang tentunya tidak dapat ditanggung olehnya.

Jadi jika kamu sedang menderita hari ini, apa pun sebabnya, Om saranin, bersiap-siaplah menjadi “orang luar biasa” Sebab kalian tahu, bahwa dengan tetap percaya kepada Tuhan pada waktu mengalami cobaan, akibatnya ialah kalian menjadi tabah! Dan ketabahan itulah yang bakal ngebantu kita untuk terus bertahan. Dan akhirnya jadilah sebuah kerang baru yang lebih baik.

Di abad ke-2 SM, astronom Yunani, Erastosthenes dengan akurat mengukur keliling bumi sekitar 40.000 km, namun tak seorang pun percaya padanya.


No comments:

Post a Comment