Showing posts with label kisah dan cerita. Show all posts
Showing posts with label kisah dan cerita. Show all posts

Saturday, April 19, 2008

Cermin yang Terlupakan

”Semua orang tidak perlu menjadi malu karena pernah berbuat kesalahan, selama ia menjadi lebih bijaksana daripada sebelumnya.” (Alexander Pope)

Pada suatu ketika, sepasang suami istri, mereka adalah keluarga Johan, menjual barang-barang bekas yang tidak mereka butuhkan lagi. Suami istri ini sudah setengah baya, dan anak-anak mereka telah meninggalkan rumah untuk hidup mandiri. Sekarang waktunya untuk membenahi rumah, dan menjual barang-barang yang tidak dibutuhkan lagi.

Saat mengumpulkan barang-barang yang akan dijual, mereka menemukan benda-benda yang sudah sedemikian lama tersimpan di gudang. Salah satu di antaranya adalah sebuah cermin yang mereka dapatkan sebagai hadiah pernikahan mereka, dua puluh tahun yang lampau.



Sejak pertama kali diperoleh, cermin itu sama sekali tidak pernah digunakan. Bingkainya yang berwarna biru laut membuat cermin itu tampak buruk, dan tidak cocok untuk diletakkan di ruangan mana pun di rumah mereka. Namun karena tidak ingin menyakiti orang yang menghadiahkannya, cermin itu tidak mereka kembalikan.

Demikianlah, cermin itu teronggok di loteng. Setelah dua puluh tahun berlalu, mereka berpikir orang yang memberikannya tentu sudah lupa dengan cermin itu. Maka mereka mengeluarkannya dari gudang, dan meletakkannya bersama dengan barang lain untuk dijual keesokan hari.

Penjualan mereka ternyata mendapat banyak peminat. Halaman rumah mereka penuh oleh orang-orang yang datang untuk melihat barang bekas yang mereka jual. Satu per satu barang bekas itu mulai terjual. Perabot rumah tangga, buku-buku, pakaian, alat berkebun, mainan anak-anak, bahkan radio tua yang sudah tidak berfungsi pun masih ada yang membeli.

Seorang lelaki menghampiri Bu Johan. "Berapa harga cermin itu?" katanya sambil menunjuk cermin tak terpakai tadi. Bu Johan tercengang.

"Wah, saya sendiri tidak berharap akan menjual cermin itu. Apakah Anda sungguh ingin membelinya?" katanya.

"Ya, tentu saja. Kondisinya masih sangat bagus." jawab pria itu.

Bu Johan tidak tahu berapa harga yang pantas untuk cermin jelek itu. Meskipun sangat mulus, namun baginya cermin itu tetaplah jelek dan tidak berharga.

Setelah berpikir sejenak, Bu Johan berkata, "Hmm ... anda bisa membeli cermin itu untuk seribu rupiah."

Dengan wajah berseri-seri, pria tadi mengeluarkan dompetnya, menarik selembar uang seribu rupiah dan memberikannya kepada Bu Johan.

"Terima kasih," kata Bu Johan, "Sekarang cermin itu jadi milik Anda. Apakah perlu dibungkus?"

"Oh, jika boleh, saya ingin memeriksanya sebelum saya bawa pulang." jawab si pembeli.

Bu Johan memberikan ijin, dan pria itu bergegas mengambil cerminnya dan meletakkannya di atas meja di depan Bu Johan. Dia mulai mengupas pinggiran bingkai cermin itu. Dengan satu tarikan dia melepaskan lapisan pelindungnya dan muncullah warna keemasan dari baliknya. Bingkai cermin itu ternyata bercat emas yang sangat indah, dan warna biru aqua yang selama ini menutupinya hanyalah warna dari lapisan pelindung bingkai itu! "Ya, tepat seperti yang saya duga! Terima kasih!" sorak pria itu dengan gembira.

Bu Johan tidak bisa berkata-kata menyaksikan cermin indah itu dibawa pergi oleh pemilik barunya, untuk mendapatkan tempat yang lebih pantas daripada loteng rumah yang sempit dan berdebu.

Inspirasi :

Kisah ini menggambarkan bagaimana kita melihat hidup kita. Terkadang kita merasa hidup ini membosankan, tidak seindah yang diinginkan. Kita melihat hidup berupa rangkaian rutinitas biasa yang harus dijalani. Bangun pagi, pergi sekolah, pulang sore, tidur, bangun pagi, pegi sekolah, pulang sore, tidur. Itu saja setiap hari.

Sama halnya dengan Bapak dan Ibu Johan yang hanya melihat plastik pelapis dari bingkai cermin mereka, sehingga mereka merasa cermin itu jelek dan tidak cocok digantung di dinding. Padahal di balik lapisan itu, ada warna emas yang indah.

Padahal di balik rutinitas, ada banyak hal yang dapat memperkaya hidup kita. Setiap saat yang dilewati, hanya bisa kita alami satu kali seumur hidup. Setiap detik yang kita jalani, hanya berlaku satu kali dalam hidup kita. Setiap detik adalah pemberian baru dari Tuhan. Akankah kita menyia-nyiakannya dengan terpaku pada rutinitas? Akankah kita membiarkan waktu berlalu dengan merasa hidup kita tidak seperti yang kita inginkan?

Ngubah gaya tu bisa dengan lanhgkah-langkah :

1. Nyatakan dengan jelas, apa yang sebenarnya kamu inginkan.

”Aku ingin menjadi orang yang lebih sabar!” ”Aku ingin mencapai berat badan 62 kg!” ”Aku ingin mendapatkan nilai A dalam mata kuliah Biologi!” Soalnya banyak orang yang merumuskan perubahan mereka dengan ngambang. Ingin lebih baik! Ingin lebih gemuk! Ingin lebih pintar! Tapi ga jelas targetnya. Akhirnya, mereka melangkah begitu lama, tapi tidak pernah sampai ke tujuannya, soalnya emang mereka ga punya tujuan.

2. Jadikan perubahan itu suatu keharusan.

Bayangkan kejadian jelek yang bakal terjadi kalau perubahan itu ga terjadi. Kalau nilai ga naik, kemungkinan besar wisuda molor. Kalau berat badan ga naik, jadinya susah masuk STPDN dll.

3. Waktu ga sengaja kamu ngerjain kebiasaan lama itu, segera interupsi dan ganti dengan kebiasaan baru.

Ini salah satu cara untuk merusak rutinitas itu. Lama kelamaan rutinitas yang biasa itu bakal berkurang dengan sendirinya.

4. Ciptakan alternatif baru.

Kebiasaan-kebiasaan jelek itu bisa direduksi kalau sudah disiapkan kebiasaan pengganti. Ibaratnya iklan Aqua yang nuangin air bersih ke dalam gelas berisi air jorok. Dengan adanya kebiasaan alternatif, ibarat air bening yang mengisi gelas tersebut. Si air jorok jumlahnya ga nambah, dan akhirnya air bening tadi mampu menetralkan air jorok dan hasilnya segelas air putih. Rasulullah sering ke mesjid lewat satu jalan, kemudian pulang lewat jalan yang lainnya.

5. Praktekkan.

Lakukan kebiasaan-kebiasaan baru itu hingga menjadi sebuah karakter yang nempel di diri kita. Kapan saja, kapan ingat.

Setelah dua puluh tahun, dan setelah terlambat, barulah Bu Johan menyadari nilai sesungguhnya dari cermin tersebut. Inginkah kita menyadari keindahan hidup kita setelah segalanya terlambat? Tentu tidak. Sebab itu, marilah kita mulai mengikis pandangan kita bahwa hidup hanyalah rutinitas belaka. Mari kita mulai mengelupas rutinitas tersebut dan menemukan nilai sesungguhnya dari hidup kita.

Marilah mulai menjelajahi hidup ini, menemukan hal-hal baru, belajar lebih banyak, mengenal orang lebih baik. Mari melakukan sesuatu yang baru. Mari membuat perbedaan! Dengan suatu semangat baru untuk menjalani hidup lebih baik setiap hari.

Kepercayaan bahwa bayam dapat memberikan sumber tenaga yang besar, seperti yang dipopulerkan oleh Popeye The Sailorman, ternyata berdasarkan pada suatu kekeliruan. Kekeliruan ini muncul di tahun 1870, ketika sebuah tabel gizi yang sangat populer di Amerika, menyatakan bahwa bayam memiliki 10 kali lebih banyak zat besi dibanding sayuran lainnya. Kekeliruan ini terjadi karena salah menempatkan koma pada angka yang tertera. Dalam kenyataannya, kandungan zat besi bayam sama besar dengan sayuran lainnya.


Jalan Sukses

“Dan bahwa setiap pengalaman mestilah dimasukkan ke dalam kehidupan, guna memperkaya kehidupan itu sendiri. Karena tiada kata akhir untuk belajar seperti juga tiada kata akhir untuk kehidupan.” (Annemarie Schimmel)

Seorang anak muda berbicara dengan gurunya. Ia bertanya, "Guru, bisakah engkau tunjukkan dimana jalan menuju sukses ?"

“Uhm.....” Sang guru terdiam sejenak. Tanpa mengucapkan sepatah kata, sang guru menunjuk ke arah sebuah jalan.

Anak muda itu segera berlari menyusuri jalan yang ditunjukkan sang guru. Ia tak mau membuang-buang waktu lagi untuk meraih kesuksesan. Setelah beberapa saat melangkah tiba-tiba ia berseru, "Ha! Ini jalan buntu!"

Benar, di hadapannya berdiri sebuah tembok besar yang menutupi jalan. Ia terpaku kebingungan, "Barangkali aku salah mengerti maksud sang guru."

Kembali, Anak muda itu berbalik menemui sang guru untuk bertanya sekali lagi, "Guru, yang manakah jalan menuju sukses."

Sang guru tetap menunjuk ke arah yang sama.

Anak muda itu kembali berjalan ke arah itu lagi. Namun, yang ditemuinya tetap saja sebuah tembok yang menutupi. Ia berpikir, ini pasti hanya gurauan. Dan anak muda itu pun merasa dipermainkan.

Emosi dan dengan penuh amarah ia menemui sang guru, "Guru, aku sudah menuruti petunjukmu. Tetapi yang aku temui adalah sebuah jalan buntu. Aku tanyakan sekali lagi padamu, yang manakah jalan menuju sukses? Kau jangan hanya menunjukkan jari saja, bicaralah!"

Sang guru akhirnya berbicara, "Di situlah jalan menuju sukses. Hanya beberapa langkah saja di balik tembok itu. Siapa yang bilang tembok adalah batas akhir jalan itu?”

Inspirasi :

Melihat penghalang berada di depan, adalah sebuah jalan menuju kesuksesan. Apabila kamu berhasil menghancurkan penghalang itu, itulah yang dinamakan sukses. Karena, sukses bukan berarti berjalan di jalan bebas hambatan dan menikmati laju kendaraan tanpa ada gangguan. Sukses adalah keberhasilan mengalahkan ketidakmampuan.

Untuk soal yang satu ini, kayaknya kita musti nyontek bangsa Jepang. Dengan berbagai kekurangan yang dialami negaranya setelah perang, Jepang malah mampu menjadi salah satu raksasa ekonomi dunia. Dengan mengandalkan lebih dari 85 persen sumber energinya dari negara lain, Jepang masih sanggup bertahan tanpa mengalami krisis. Karena luas tanah produktif yang amat terbatas, rakyat Jepang bersaing ketat dalam pemilikan lahan. Tapi, hambatan ini justru membuat masyarakat Jepang menjadi orang yang super kreatif. Dengan lahan yang sedikit, mereka sanggup mengoptimalkannya sebagai lahan pertanian. Mereka tumbuh menjadi bangsa yang amat membenci pemborosan. Makanya, ketika banyak barang bekas di sana, ga dibiarin terbuang begitu saja, mereka jual lagi tu barang bekas ke negara-negara dunia ketiga, kayak negara kita ini.

Ketika ga lulus SPMB misalnya, itu bukan sebuah akhir dari segalanya. Ada alternatif-alternatif lain selain menembus perguruan tinggi negeri lewat SPMB. Toh orang-orang yang kuliah di perguruan tinggi negeri bukanlah sebuah jaminan bahwa mereka adalah calon-calon orang sukses di negeri ini. Masih banyak orang biasa, bahkan lulusan SD saja, tapi berhasil melebihi pencapaian seorang sarjana S3 sekali pun. Lagipula, sekarang itu perguruan tinggi negeri emang sengaja mengurangi mahasiswa yang masuk lewat jalur SPMB dengan tujuan nambah pemasukan. Maklumlah, sejak perguruan tinggi tidak mendapat dana yang memadai dari pemerintah, mereka harus pintar-pintar nyari duit buat ngebiayain berjalannya pendidikan.

Justru itulah gunanya mempersiapkan beberapa rencana dalam kehidupan. Jangan hanya bergantung pada satu rencana aja. Di cerita tadi juga kelihatan kan. Kalau kita ketemu jalan buntu, bukan berarti perjalanan tidak bisa dilanjutkan. Hanya saja, kita harus merubah rencana untuk melanjutkan perjalanan tersebut. Apakah itu manjat tembok penghalang tadi, berbalik arah, nyari jalan lain, atau lebih ekstrim lagi ngancurin tembok tersebut.

So, siapkan beberapa rencana dalam kehidupan. Soalnya ga da yang tahu apa yang bakal terjadi di kemudian hari, dan kalau seandainya semua tidak seperti yang diharapkan, setidaknya kita sudah punya rencana cadangan. Rencana cadangan juga ga berhasil, masih ada rencana cadangannya cadangan, begitu seterusnya. Dengan kata lain, ga usah kehabisan akal. Ok bro?

Kode batang (Bar codes) ditemukan oleh Bernard Silver dan Norman Woodland. Mereka menggunakan sistem pencahayaan untuk membaca sebuah set lingkaran terpusat, tetapi baru dua dekade kemudian sistem tersebut menjadi lebih praktis dengan bantuan komputer.


Katak Kecil

“Rayulah aku, dan aku mungkin tak mempercayaimu. Kritiklah aku, dan aku mungkin tak menyukaimu. Acuhkan aku, dan aku tak mungkin memaafkanmu. Semangatilah aku, dan mungkin aku takkan melupakanmu.” (William Arthur)

Pada suatu hari ada segerombol katak-katak kecil, yang menggelar lomba lari Tujuannya adalah mencapai puncak sebuah menara yang sangat tinggi. Penonton berkumpul bersama mengelilingi menara untuk menyaksikan perlombaan dan memberi semangat kepada para peserta.

Perlombaan dimulai. Secara jujur, tak satupun penonton benar-benar percaya bahwa katak-katak kecil itu akan bisa mencapai puncak menara. Terdengar suara sorakan, "Oh, jalannya terlalu sulitttt!! Mereka TIDAK AKAN PERNAH sampai ke puncak." Atau, "Tidak ada kesempatan untuk berhasil...Menaranya terlalu tinggi...!!



Katak-katak kecil mulai berjatuhan. Satu persatu. Kecuali mereka yang tetap semangat menaiki menara perlahan-lahan semakin tinggi...dan semakin tinggi. Penonton terus bersorak "Terlalu sulit!!! Tak seorangpun akan berhasil!" Lebih banyak lagi katak kecil lelah dan menyerah.

Tapi ada satu yang melanjutkan hingga semakin tinggi dan tinggi. Dia tak mau menyerah. Akhirnya yang lain berhenti dari perlombaan menaiki menara. Kecuali satu katak kecil yang terus berusaha keras menjadi satu-satunya yang berhasil mencapai puncak. Semua katak kecil yang lain ingin tahu bagaimana katak ini bisa melakukannya?

Seorang peserta bertanya bagaimana cara katak yang berhasil menemukan kekuatan untuk mencapai tujuan? Ternyata... katak yang menjadi pemenang itu TULI!!!!

Inspirasi :

Kata bijak dari cerita ini adalah, Jangan pernah mendengar orang lain yang mempunyai kecenderungan negatif ataupun pesimis. Karena mereka mengambil sebagian besar mimpi anda dan menjauhkannya dari anda. Selalu pikirkan kata-kata bertuah yang ada. Karena segala sesuatu yang anda dengar dan anda baca bisa mempengaruhi perilaku anda!

Karena itu tetaplah berfikir positif! Dan yang terpenting, berlakulah tuli jika orang berkata kepada Anda bahwa Anda tidak bisa menggapai cita-cita! Selalu berpikir “Saya bisa!” Berikan motivasi kepada teman-teman Anda! Karena teman yang baik adalah teman yang bisa saling memberi motivasi satu sama lain.

Kata/ucapan negatif citra diri negatif

Positif citra diri positif

Mengapa hal-hal yang kita dengar sangat mempengaruhi citra diri kita? Karena berdasarkan sebuah penelitian, rata-rata kegiatan harian manusia adalah 9% menulis, 16% membaca, 30% berbicara, dan sisanya dihabiskan untuk mendengarkan orang lain.

Kebayang kan, segimana besarnya pengaruh omongan orang-orang di sekitar kita terhadap kesuksesan kita selama ini. Tapi, bukan berarti terus-terusan ngarepin pujian dari orang. Tu juga kurang bagus buat perkembangan kita. Ambil satu prinsip dalam hidup kamu, nilai-nilai agama mungkin, yang dengannya kamu bisa mengukur, apakah kata-kata negatif, kritikan dll adalah sesuatu yang patut kamu introspeksi ataukah itu hanya sikap mereka yang benci dan ga seneng sama keberhasilan dan usaha kamu. Kalo kamu udah punya prinsip untuk mengukur semua itu, kamu bisa bersikap lebih bijaksana menghadapinya.

Orang-orang tidak akan pernah berhenti ngritik kita sebelum kita mati dan berpisah dari kehidupan mereka. Selama kamu masih bareng-bareng dengan makhluk yang namanya manusia, selama itu pulalah kritik, cemoohan, hinaan tak hentinya menerpa. Fakta menarik dari kenyataan ini adalah, cemoohan dan hinaan yang mereka lontarkan biasanya karena kamu lebih baik, lebih tangguh daripada mereka sendiri. Apakah itu dalam hal pelajaran, pergaulan, atau penampilan. Dan mereka ga bakal diam, sebelum kamu terlepas dari semua keunggulan itu, dengan kata lain, sebelum kamu menjadi seorang yang sama rendahnya dengan mereka.

Oleh karena itu, waspada selalu dalam menghadapi setiap cemoohan dan hinaan yang datang bertubi-tubi. Kalau kamu terusik dengan apa yang mereka sampaikan, berarti dengan sendirinya kamu terperosok ke dalam jurang yang sudah mereka siapkan. Balas saja setiap hinaan dan cemoohan itu dengan akhlak yang menunjukkan kemuliaan. Anggap saja setiap kritikan adalah satu poin penghormatan dari mereka yang menyampaikannya.

Adolph Fick adalah yang pertama menyarankan penggunaan lensa kontak di tahun 1888, dan walaupun telah ada 2 perusahaan yang memproduksi lensa kaca, tapi baru tahun 1948 Kevin Tuohy menemukan soft lens dari plastik.


Friday, April 11, 2008

Kisah Empat Lilin

“Kita tidak tahu bagaimana hari esok, yang bisa kita lakukan adalah berbuat sebaik-baiknya dan berbahagia pada hari ini.” (Samuel Taylor Coleridge)

Adalah kisah empat lilin, yang satu per satu mulai meleleh dan padam. Lilin pertama berkata, ''Aku adalah damai, namun manusia tidak mampu menjaganya. Jadi, lebih baik aku matikan diriku.'' Pet!
Lilin kedua mulai berkata, ''Aku adalah iman. Sayang, aku tidak berguna lagi. Manusia tidak mau mengenalku. Tidak ada gunanya kalau aku tetap menyala.'' Tiupan angin pun mematikannya dalam sekejap. Ruangan mulai agak gelap. Lilin ketiga gantian berbicara: ''Aku adalah cinta. Aku tidak lagi mampu untuk tetap menyala. Manusia tidak lagi memandang dan menganggapku berguna. Mereka saling membenci, bahkan membenci pada mereka yang mencintai. Membenci keluarga sendiri.'' Lilin ketiga pun padam.

Tiba-tiba, masuk seorang bocah ke ruangan itu. Perasaan takutnya menyergap. Dia pun menangis, takut pada gelap. Tangisan itu tak lama, karena dihentikan oleh lilin keempat.
''Jangan takut dan jangan menangis. Selama aku masih ada dan menyala, kita akan selalu dapat menyalakan ketiga lilin lainnya,'' kata lilin keempat. Itulah lilin 'harapan'.
Dan, bocah itu pun berhasil menyalakan ketiga lilin yang telah padam.

Inspirasi :
Om, juga kamu mestinya, tidak perlu panik menghadapi keterpurukan bangsa ini. Kita masih punya titik terang. Kita tak boleh tergoyahkan oleh hal-hal yang menyesatkan. Orang-orang sukses selalu melawan kakalahan dan kesengsaraan, tanpa pernah mengenal menyerah dan kecewa. Juga kita, tentunya!
Kita harus terus menyimpan impian itu dalam pikiran, untuk menunggu saat yang tepat untuk mewujudkannya. Karena sebenarnya Indonesia itu adalah bangsa yang besar. Dan tau gak sih, sebenarnya di luar negeri, bangsa kita, lebih tepatnya pelajar-pelajar kita adalah orang-orang jenius. Cerita Habibie itu udah kuno. Sekarang juga masih banyak yang seberhasil Habibie di luaran sana, Cuma ga pernah kesentuh sama media lokal.
Ga seperti yang dibilang sama pemerintah, kalo sumber daya manusia Indonesia itu rendah kualitasnya. Justru kualitas SDM Indonesia sangat tinggi. Buktinya, di luar negeri anak-anak bangsa bisa berhasil. Karena mendapat perlakuan yang sepantasnya untuk berkembang lebih baik.
Coba tanyakan beberapa hal ini pada diri kamu sendiri,
1. Apa aku akan menunda hari ini karena takut akan datangnya hari esok, ataukah aku akan bersukacita menjalani hari ini karena impian akan indahnya hari esok?
2. Haruskah aku bersedih pada hari ini karena apa yang sudah terjadi pada masa lalu, padahal masa lalu sudah pun berlalu dan takkan bisa ditarik kembali?
3. Apakah waktu aku bangun pagi, sudah bertekad untuk menggunakan waktu 24 jam yang telah diberikan Allah dengan perencanaan yang sebaik-baiknya?
4. Akankah aku mampu mengambil manfaat dari setiap rangkaian detik demi detik kehidupan ini?
5. Kapan aku akan mulai mengerjakannya? Sekarang? Besok? Minggu depan? Atau hari ini?

Tetaplah bermimpi. Berusahalah mewujudkan impian itu semaksimal mungkin. Berfikir optimis meskipun seribu masalah menghadang. Tetap percaya diri, bahwa kita bisa melakukan sesuatu yang lebih baik. Kita sanggup melakukan sesuatu yang besar. Manfaatkan waktu yang ada semaksimal mungkin untuk menggapai impian itu. Tetap semangat, dan yang paling penting, menyempurnakan setiap usaha itu dengan do’a kepada Allah.

Walaupun Alexander Fleming menemukan penicillin di tahun 1928, tapi baru pada tahun 1938 Howard Florey dan Ernst Chain menemukan cara untuk memproduksi penicilin, dan baru didemonstrasikan pada tahun 1942.

Lompatan Belalang

“Seseorang yang sedikit sekali belajar ibarat kodok yang menyangka kubangan sebagai bentangan lautan.” (orang bijak)

Seekor belalang telah lama terkurung di dalam sebuah kotak. Suatu hari dia berhasil keluar dari kotak yang mengurungnya itu. Dengan gembira ia melompat-lompat menikmati kebebasannya itu. Di perjalanan ia bertemu dengan seekor belalang lain. Namun, dia keheranan, mengapa belalang itu bisa melompat lebih tinggi dan jauh daripadanya. Dengan penasaran ia menghampiri belalang itu dan bertanya, “Mengapa kau bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh, padahal kita tak jauh berbeda dari segi usia dan bentuk tubuh.”

Belalang itu pun menjawabnya dengan balik bertanya, “Dimanakah kau selama ini tinggal? Karena semua belalang yang hidup di alam bebas pasti bisa melakukan seperti yang aku lakukan ini.”
Saat itu si belalang baru tersadar bahwa selama ini kotak itulah yang membuat lompatannya tidak sejauh dan setinggi belalang lain yang hidup di alam bebas.

Inspirasi :
Kadang, sebagai manusia kita sering juga mengalami keadaan yang seperti belalang tadi alami. Karena terkurung oleh pujian, atau bahkan hinaan dan cemoohan, kamu ngerasa bahwa hanya itulah kemampuan kamu. Padahal kamu sanggup melompat lebih tinggi apabila lepas dari kotak semu, tidak percaya diri.
Pujian memang menyenangkan, tapi bukan tempat untuk berhenti dan menikmati sejuknya angin kata-kata manis itu. Justru pujian adalah sebuah batu kecil yang mampu membuat siapa-saja yang tidak siap tersandung, dan jatuh. Dan hinaan juga bukanlah tempat untuk berhenti untuk menyiksa diri. Bisa jadi hinaan adalah tindakan mereka yang tidak bertanggungjawab dan memang menginginkan keruntuhan jiwa besar kita. Sengaja ditembakkan untuk meledakkan hati kita yang sedang berbunga. Berikan porsi yang seimbang pada dua hal ini, yaitu untuk pujian dan hinaan. Tapi, bukan sepenuhnya, bukan 100%. Sisakan yang lainnya untuk menguji apakah pujian dan hinaan itu memang sesuatu yang pantas untuk didengarkan.
Sama dengan kungkungan pujian, kadang kita juga terkungkung oleh kepercayaan-kepercayaan atau pun kebudayaan yang menghalangi kita dari menemukan sebuah dunia baru di luar dunia kita saat ini. Banyak orang yang tidak percaya bahwa mereka bisa mengadakan suatu perubahan hanya karena upaya-upaya sebelumnya telah gagal. Atau sudah tertanam dalam pikiran mereka bahwa perubahan itu akan melalui sebuah proses yang menyakitkan, atau menghabiskan waktu yang sangat lama. Dan seandainya kita nyoba berubah dan ternyata berhasil memecahkan masalah-masalah itu dalam waktu singkat, akan muncul reaksi dari orang-orang di sekitar kita seperti reaksi si belalang yang akhirnya tahu kenapa belalang lain bisa melompat lebih tinggi,”Seandainya semudah itu, ngapain gw buang-buang waktu mikirin lo?” Buanglah hipnosis-hipnosis negatif itu yang membuat perubahan terasa sebagai sesuatu yang sulit dan menyakitkan, dan lihatlah tindakan-tindakan baru itu dapat menghasilkan hasil-hasil baru saat ini juga.
Sadarilah bahwa kalau kamu bisa dengan seketika menciptakan masalah-masalah dalam kehidupan ini, kamu pun bisa sama cepatnya menciptakan solusinya. Coba renungkan, ketika seseorang keliatannya butuh waktu yang amat lama untuk berubah, apakah memang benar seperti itu? Atau hanya butuh waktu lama untuk membuat orang itu akhirnya sadar bahwa dia harus berubah?
Syarat-syarat yang kamu butuhkan untuk mengubah apa pun dalam hidup kamu itu sudah ada pada diri kamu yang sekarang ini, tinggal digali. Kalau kamu pengen berubah dalam salah satu sisi kepribadian, atau kehidupan kamu tinggal identifikasi apa itu, kemudian pokuskan semua potensi diri tadi ke arah sana. Good luck...



Di abad ke 15 Leonardo Da Vinci membuat sketsa tentang helikopter, tank baja dan roda pendarat yang dapat dikeluar-masukkan. Helipkopter pertama yang dapat membawa penumpang diterbangkan oleh Paul Cornu di tahun 1907. Tank baja digunakan pertama kali pada Perang Dunia I di Cambrai, Perancis di tahun 1917. Pesawat terbang pertama yang menggunakan roda pendarat tersebut dibuat pada tahun 1933. Da Vinci juga menyarankan metode pernafasan di bawah air. Jacques-Yves Cousteau dan Emile Gagnon memperkenalkan penyelaman bawah air di tahun 1943, atau 458 tahun setelah diperkenalkan oleh Da Vinci.

Pembakaran

“Tak ada rahasia untuk menggapai sukses. Sukses itu dapat terjadi karena persiapan, kerja keras, dan mau belajar dari kegagalan.” (Jenderal Colin Powell)

Sepasang kakek dan nenek pergi berbelanja ke sebuah toko souvenir untuk mencari hadiah buat cucu mereka. Kemudian mata mereka tertuju pada sebuah cangkir cantik. “Lihat cangkir itu!”, kata si nenek pada suaminya.
“Ya! Benar, ini adalah cangkir terindah yang pernah kulihat.” Sahut si kakek. Mereka mendekati cangkir itu, “Aku tak bisa membayangkan, bagaimana seseorang bisa membuat cangkir seindah ini.” Kata si nenek sambil tangannya ingin memegang si cangkir.

Tiba-tiba si cangkir berkata, “Terima kasih untuk perhatian kalian, perlu diketahui bahwa aku dulunya tidaklah cantik. Sebelum menjadi cangkir aku hanyalah seonggok tanah liat tak berguna. Suatu hari seorang pengrajin dengan tangan kotor mengambilku dan melemparku ke atas sebuah roda berputar. Kemudian ia mulai memutar-mutarku hingga aku merasa pusing, Stop! Stop! Aku terus berteriak tapi orang itu tak mau berhenti, ia terus meninjuku berulang-ulang. Semakin sering aku berteriak, namun orang itu tak mau mendengarkan. Bahkan, dia tega memasukkanku ke dalam perapian. Panas! Panas! Teriakku dengan keras, tapi tetap tak diacuhkannya. Akhirnya, dia mengangkatku dari perapian, dan membiarkan tubuhku dingin. Setelah dingin, kupikir keadaan akan lebih baik. Ternyata aku diberikan pada seorang wanita muda untuk dilukis dan dihias dengan warna. Baunya membuatku mual. Aku berusaha bertahan, hingga si wanita menyerahkanku pada orang tadi. Dia kembali memasukkanku ke dalam perapian. Panas! Panas! Aku sampai menangis karena dia tetap menyiksaku. Setelah puas, dia baru melepaskanku dan membiarkan tubuhku dingin kembali. Setelah dingin, aku diambil oleh seorang wanita cantik dan diletakkan di atas lemari kaca. Aku sungguh tidak percaya ketika kulihat di kaca. Sebuah bayangan diriku. Ternyata aku begitu cantik dan indah. Semua penderitaan dan penyiksaan yang kualami menjadi seperti ini.”

Inspirasi :
Begitulah juga Tuhan membentuk diri kita, begitu banyak ujian dan rintangan yang diturunkan Tuhan. Dan betapa sering kita mengeluh. Merasa bahwa semua adalah penyiksaan tanpa batas yang berlebihan. Padahal, Tuhan sedang membentuk kita lewat sekian banyak cobaan. Dan ketika akhir kehidupan, kita pun akhirnya mengerti apa arti semua penderitaan dan menjadi seseorang yang luar biasa.
Yakinlah bahwa di dunia ini tidak ada yang namanya gagal. Yang ada hanya belajar menjadi lebih baik. Jadi setiap kegagalan yang kamu rasakan sebetulnya adalah anak tangga menuju tingkat keberhasilan dan pendewasaan yang lebih tinggi. Dengan adanya kegagalan atau musibahlah kamu bisa mencapai tingkat kehidupan yang lebih baik dari saat ini.
Dale Carnegie pernah bilang, “Orang-orang negro yang hidup di wilayah selatan dan orang-orang Cina jarang sekali terkena penyakit yang disebabkan depresi. Hal ini disebabkan karena mereka menghadapi segala permasalahan dengan cara yang tenang.”
Cobalah rumuskan kembali tujuan hidupmu, dan gambarkan dalam sebuah kata-kata yang nyata, yang terukur. Kemudian, coba teliti kembali tindakan-tindakan yang dilakukan. Apakah sesuai dengan tujuan yang memang kamu inginkan. Misalkan, jika kamu ingin lulus di UN, apakah hasil ulangan harian kamu untuk mata pelajaran yang diujikan sudah baik? Hal ini untuk mengontrol dan memonitor diri sendiri. Memastikannya tidak keluar dari track yang seharusnya. Yaitu jalur menuju keberhasilan. Jalur menuju lebih baik.
Janganlah takut mencoba. Seperti anak kecil yang awalnya merangkak, kita ngeliat orang yang lebih gede jalan kaki trus pengen nyoba jalan juga. Dikit-dikit kita pun mulai mengembangkan kemampuan berjalan, dari mulai berdiri dengan dua kaki, trus jalan raksasa (langkah satu-satu trus gedubrak!). Waktu nyoba jalan ini, ga jarang kita kesandung dan nangis. Tapi, pernah kepikiran berenti nyoba ga? Atau, “Yah, kayaknya gw emang ga ditakdirin buat jalan deh, gw ngerangkak aja deh ampe tua”? Enggak kan? Tiap hari kita terus nyoba, dan ngembangin keseimbangan kita, sampai akhirnya berhasil menjelajahi dunia ini. Buktinya.......
Yang penting dari pengalaman itu, gimana kita pernah memandang sebuah kegagalan. Kegagalan bukanlah hal besar yang harus ditakutkan. Waktu kita jatuh, kan ga pernah mikir, “Mudah-mudahan Mama ga liat...” Setiap kegagalan itu adalah umpan balik yang kita butuhkan untuk mengubah beberapa hal dalam teknik kita. Setelah merasakan kegagalanlah kita bisa memperbaiki kesalahan dan mencapai keberhasilan.
Kamu bisa mulai merancang tujuan-tujuan hidup kamu mulai hari ini, saat ini, dan berusaha meraihnya dengan cara yang sama dengan waktu belajar jalan dulu. Seandainya aja, ga ada omongan-omongan negatif dari orang-orang di sekitar kita, mungkin kita udah ngerjain semua yang kita pengen ga perduli betapa pun susahnya itu. Waktu kecil kan gada juga yang ngeliat kita jatuh trus ngomong, “Udah lupain aja, lo bakal ngerangkak seumur hidup kok!” Setau om sih, orang-orang dewasa yang ngeliat anak kecil belajar jalan pasti nanggepin dengan senyuman, dan itu bakal nambah semangat si anak untuk terus berusaha. Seiring waktu berjalan, orang-orang dewasa di sekitar kita mulai melontarkan satu-dua komentar negatif, bukannya jahat, tapi mereka ngelakuin itu dengan tujuan agar kita terhindar dari kesakitan, cuma ya itu tadi, efek sampingnya kita malah jadi takut macam-macam.
Contohnya nih, kamu baru pulang dari sekolah dengan kesal, soalnya di sekolah main bola, kamu jarang dioperin bola sama temen, trus ibu kamu bilang, “Tenang aja, Bud, ga semua orang jago main bola kok.” Kayaknya sih sayang, tapi efeknya....seolah-olah kamu ga usah buang-buang waktu soalnya kamu ga bakal bisa main bola. Hal ini ga terjadi cuma di satu hal aja, masih banyak lagi contoh lain munculnya citra negatif diri kita akibat pernyataan-pernyataan “sayang” ini. Ujung-ujungnya kita ga pernah bisa tahu apa sebenarnya kemampuan kita karena komentar-komentar ini. Satu-satunya kegagalan dalam hidup kita adalah kegagalan mencoba.

Kegagalan = puzzle keberhasilan

Terjun payung dilakukan pertamakali dari sebuah balon udara oleh Andre-Jacques Garnerinthe di Perancis pada tahun 1793. Leonardo da Vinci membuat rancangan rinci tentang parasut di tahun 1485.

Monday, March 24, 2008

Musibah dan Anugerah


Sahabat terbaik dari kebenaran adalah waktu, musuhnya yang paling besar adalah prasangka, dan pengiringnya yang paling setia adalah kerendahan hati.” (Caleb Charles Colton)


Pada suatu hari yang cerah. Raja mengadakan perburuan bersama dengan penasehat dan pengawal-pengawalnya. Mereka bergerak ke tengah hutan dalam bentuk kelompok besar. Raja dan penasehatnya menunggangi kuda sementara para pengawal mengikuti di sekelilingnya.



Raja dan penasehat sudah lama saling kenal, dan mereka telah menjadi pasangan tak terpisahkan ketika mengambil segala keputusan penting bagi Negara. Mereka berdua juga adalah sahabat baik yang saling melengkapi satu sama lain.

Beberapa saat kemudian, terlihatlah seekor rusa dari kejauhan. Seluruh peserta perburuan segera mengambil posisi. Raja bersiap dengan busurnya. Raja tidak menyadari, ada seekor ular yang merayap pelan menyusuri tanah di depan kudanya. Tak dinyana, kuda pun kaget dan ketakutan. Ia menaikkan kaki menghindari ular tersebut. Tentu saja raja kaget. Dengan busur di tangannya, dia tak mampu menyelamatkan diri. Dan terbanting ke tanah. Tangannya patah. Akhirnya penasehat memutuskan rombongan untuk pulang ke istana.

Sesampai di istana, raja langsung dirawat oleh tabib kerajaan. Dengan seksama sang tabib merawat luka Raja, dan membalut tangan raja. Raja kemudian memanggil penasehatnya yang setia. “Tuhan membenciku, dia mencelakaiku hari ini.”

“Sepertinya tidak yang mulia, saya yakin ada rahasia kebaikan di balik peristiwa ini.” Jawab si penasehat.

“Sekian lama kita bersahabat, baru kali ini kau menentang pendapatku. Sudahlah, kita tidak usah berteman lagi.” Karena rasa sakit yang dialaminya, raja menjadi sangat sensitif.

Keesokannya, raja mengadakan perjalanan ke tengah hutan, kali ini bukan untuk berburu. Tapi hanya ingin menikmati keindahan alam di sekitar hutan raya. Rombongan yang dibawa tidak sebanyak dulu lagi. Hanya membawa beberapa orang pengawal saja.

Di tengah hutan, raja dan rombongan diserang sekelompok suku primitif yang sudah lama menguasai hutan itu. Tentu saja raja dan rombongannya langsung takluk di tangan suku asing itu. Raja ditawan.

Ternyata, malamnya. Suku itu mengadakan upacara menyerahkan korban untuk Dewa mereka. Karena raja adalah yang paling rupawan di antara mereka ia langsung menjadi calon korban. Raja digiring menghadap kepala suku. “Inilah calon korban kita malam ini Tetua.” Begitu lapornya pada kepala suku.

“Biar aku periksa dulu.” Setelah memeriksa sekian lama, dia berkata, “Tidak, bukan dia.”

“Kenapa?” kata para penjaga penjara itu.

“Lihat tangannya, sudah cacat dan penuh luka begitu, korban yang baik adalah korban yang tanpa cacat. Dia tidak berguna. Lepaskan saja.” Akhirnya raja dan pengikutnya dibebaskan.

Sesaat setelah dibebaskan, raja langsung teringat pada perkataan penasehatnya, “Ternyata dia memang sahabatku yang baik, dalam setiap peristiwa pasti ada hikmahnya.” Katanya dalam hati.

Di istana raja langsung mencari sang penasehat. Lalu meminta maaf. Raja tak lupa menceritakan pengalamannya tadi. “Untung saya bertengkar dengan yang mulia.” Kata sang penasehat.

“Lho, kenapa?” Tanya sang raja keheranan.

“Kalau saya tidak bertengkar dengan raja, tentunya saya akan ikut dalam rombongan itu, dan sayalah yang akan terpilih menjadi korban.” Sang raja membenarkan pendapat sang penasehat dan terkagum-kagum pada kebijaksanaannya.

Inspirasi :

Setiap peristiwa dalam kehidupan ini terdapat sebuah makna yang tersimpan di dalamnya. Janganlah sedih atas segala sesuatu musibah dan kesulitan yang menimpa. Bisa jadi itulah salah satu cara dari Tuhan untuk memberikan anugerahNya.

Andai mendapat musibah atau kegagalan, jadikan kegagalan itu menjadi indah. Sepatutnya dengan kegagalan itu kita menjadi semakin menyadari bahwa tidak ada yang abadi di dalam hidup ini. Dan sisi baiknya, bahkan kegagalan itu pun tidak akan abadi adanya. So...jangan menganggap setiap musibah hanya akan menimbulkan kesengsaraan, justru di balik musibah tersebut pasti ada satu kesempatan menjadi lebih baik. Bahkan dalam aksara Cina, dalam kata kesulitan itu terdapat aksara yang melambangkan kesempatan.

Allah juga menjanjikan bahwa setiap kesulitan yang ditimpakan kepada diri kita, akan diikuti oleh kemudahan. Bahkan satu kesulitan diapit oleh dua kemudahan yang dikirimkan oleh Allah SWT. Hanya saja, kita terlalu terpaku pada kesengsaraan yang menimpa, dan lupa akan pintu kesempatan yang sedang dibukakan oleh Allah buat kita.

Dan, salah satu yang dapat membuat setiap kegagalan dan musibah menjadi indah adalah kesadaran bahwa Allah itu ada dan kita membutuhkan-Nya. Karena ingin meluluhkan kesombongan dan keangkuhan jiwa kita. Kadang Allah ngasih cobaan dan musibah itu karena pengen ngeliat muka kita. Kangen pada suara kita yang berdoa di hadapan-Nya. Dia ingin ditemui oleh kita, karena sangat mencintai kita. Bukannya ingin kita menderita. Berprasangka baiklah terhadap setiap musibah dan kesulitan yang menimpa kita.

Dengan musibah, semakin kuatlah hubungan empati antara sesama manusia. Mereka saling mendoakan, saling menghibur. Karena semuanya adalah sifat-sifat manusiawi yang diberikan oleh Allah, bahwa manusia yang satu akan merasa bertanggungjawab untuk dapat menyenangkan hati orang-orang yang terkena musibah. Akhirnya yang mendapat musibah pun dapat menerima musibah sebagai peluruh dosa dan kesalahan yang telah lalu bukannya siksaan.

Segala sesuatu itu terjadi karena Qadha dan Qadar. Ini adalah keyakinan yang pasti dari orang-orang mukmin. Bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini tidak akan terjadi tanpa seizin dan sepengetahuan Allah SWT. “Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis di dalam kitab (Lauhul Mahfudz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS Al Hadid: 22)

Dalam sebuah hadits disebutkan, “Sungguh unik perkara orang mukmin itu! Semua perkaranya adalah baik. Jika mendapat kebaikan ia bersyukur, maka itu menjadi sebuah kebaikan baginya. Dan jika ditimpa musibah ia bersabar, maka itu juga menjadi sebuah kebaikan baginya. Dan ini hanya akan terjadi pada orang mukmin.”

Bahkan sabda Rasulullah, “Jika engkau memohon, maka memohonlah kepada Allah, dan engkau minta pertolongan mintalah kepada Allah. Ketahuilah bahwa seandainya seluruh makhluk itu berkumpul untuk memberikan manfaat kepadamu berupa sesuatu niscaya mereka tidak akan mampu memberikan manfaat kepadamu selain berupa sesuatu yang telah ditetapkan Allah bagimu. Dan, seandainya mereka semua berkumpul untuk mencelakakanmu dengan sesuatu, niscaya mereka tidak akan mampu mencelakakanmu kecuali dengan sesuatu yang ditetapkan Allah atasmu.”

Andai kamu mengalami kesulitan dan rasa sedih tak tertahankan lagi, mungkin beberapa tindakan berikut ini dapat kamu coba,

Pertama, izinkan diri untuk bersedih. Saat mengalami kejadian yang menyedihkan, kehilangan sahabat baik, kehilangan pekerjaan, dan kehilangan hal lainnya yang disayangi, izinkan diri sendiri untuk merasakan berbagai jenis emosi yang berbeda. Coba bersabar dengan diri sendiri. Bahwa perasaan itu akan hilang dengan berlalunya waktu.

Kedua, kuatkan lagi iman kita. Di saat susah, kita sering bertanya, “Mengapa ini terjadi pada saya?” Ingatkan kembali diri kita, sama seperti matahari yang terbit dan terbenam setiap hari, semua terjadi atas kuasa-Nya. Begitu juga dengan apa yang menimpa diri kita.

Ketiga, terima perasaan itu apa adanya. Berbicara dengan teman yang pernah mengalami kejadian serupa atau bergabunglah dengan kelompok-kelompok sosial. Tujuannya, agar kita bisa menyikapi bahwa semua yang terjadi pada diri kita adalah sesuatu yang normal adanya. Efek lainnya, merasa lebih tenang dan bukan sebaliknya, merasa lebih buruk.

Keempat, tetapkan tujuan hidup yang realistis. Daripada susah payah untuk berusaha sempurna, dapatkan kebahagiaan dengan melihat apa saja yang kita lakukan sebagai sudah cukup baik. Beri penghargaan pada diri sendiri atas setiap prestasi kecil yang sudah diraih. Ini akan memudahkanmu untuk menemukan kembali kebahagiaanmu yang hilang.

Sebagai penutup, cobalah renungkan firman Allah ini, “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” (QS Al Baqarah: 216)

You see.......


Eugene Ely mendaratkan sebuah pesawat diatas kapal pada tahun 1911, tetapi kapal pengangkut pesawat terbang (kapal induk) belum disempurnakan hingga 20 tahun setelah peristiwa itu.



Friday, February 29, 2008

KERANG

“Setiap pria dan wanita sukses adalah pemimpi-pemimpi besar. Mereka berimajinasi tentang masa depan mereka, berbuat sebaik mungkin dalam setiap hal, dan bekerja setiap hari menuju visi jauh ke depan yang menjadi tujuan mereka.” (Brian Tracy)

Pada suatu hari seekor anak kerang di dasar laut mengadu dan mengaduh pada
ibunya sebab sebutir pasir tajam memasuki tubuhnya yang merah dan lembek.



”Anakku...” kata sang ibu bijaksana, “Tuhan tidak memberikan pada kita, bangsa kerang, sebuah tangan pun, sehingga Ibu tak bisa menolongmu. Sakit sekali, aku tahu anakku. Tetapi terimalah itu sebagai takdir alam. Kuatkan hatimu. Jangan terlalu lincah lagi. Kerahkan semangatmu melawan rasa ngilu dan nyeri yang menggigit. Balutlah pasir itu dengan getah perutmu. Hanya itu yang bisa kau perbuat.” kata ibunya dengan tulus dan lembut.

Anak kerang pun melakukan nasehat bundanya. Ada baiknya, tetapi rasa sakit bukan alang kepalang. Kadang di tengah kesakitannya, ia meragukan nasehat ibunya. Dengan air mata ia bertahan, bertahun-tahun lamanya.

Tanpa disadarinya sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya. Makin lama makin halus. Rasa sakit pun makin berkurang. Dan semakin lama mutiaranya semakin besar. Rasa sakit menjadi terasa lebih wajar. Akhirnya sesudah sekian tahun, sebutir mutiara besar, utuh mengkilap, dan berharga mahal pun terbentuk dengan sempurna.

Penderitaannya berubah menjadi mutiara. Air matanya berubah menjadi sangat berharga. Dirinya kini, sebagai hasil derita bertahun-tahun, lebih berharga daripada sejuta kerang lain yang cuma disantap orang sebagai kerang rebus di pinggir jalan.

Inspirasi :

Ada sebuah pandangan yang mengatakan bahwa penderitaan adalah lorong ketuhanan untuk menjadikan “kerang biasa” menjadi “kerang luar biasa”. Penderitaan dapat mengubah “orang biasa” menjadi “orang luar biasa”. Itulah yang terjadi pada orang-orang seperti Abraham Lincoln, Nelson Mandela, Mahatma Gandhi, Kim Dae Jung dan A.H Nasution.

Om Albert Einstein juga sering cuap-cuap kalo kesuksesan itu adalah hasil paduan antara 1 bagian bakat ditambah 99 bagian kerja keras. Hingga menghasilkan apa yang dinamakan sebagai keberhasilan. Sedikit tips buat kamu, selama proses menjadi kerang kecil, cobalah mencari sebuah model sukses yang kamu inginkan. Apakah seperti Donald Trump, Albert Einstein, Chris Gardner dll. Ato bahkan mama papa sendiri? Cari orang itu, terus, cari tahu apa yang biasa dia lakukan, kebiasaan baiknya. Setelah kamu mengetahuinya, tinggal tiru aja, ikuti semua yang pernah dia lakukan selama ini sampai bisa sukses seperti saat ini.

Setiap kesulitan yang sanggup kamu terima dengan ikhlas, akhirnya menambah kekayaan jiwamu sendiri. Menjadi mutiara jiwa, menjadi tangga menuju kedewasaan. Pesan Allah SWT, “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS Az Zumar: 10). Konon Allah datang menghampiri orang yang dicintai-Nya dari arah yang telah ditentukan sebagai arah datangnya apa yang tidak disukainya, dan membukakan jalan keluar ketika harapan telah pupus dan ketika semua jalan telah buntu. Ini semua dimaksudkan agar semua makhluk-Nya terdorong untuk mengalihkan harapannya kepada Allah, dan memurnikan niat untuk bertawakal kepada-Nya, agar suatu saat nanti ia tidak berpaling dari-Nya, dan tidak bosan menunggu jalan keluar dari-Nya. Di samping itu, ketika ia ditimpa kesusahan ia masih dapat tetap tertawa dengan keyakinan bahwa Allah hanya menurunkan ujian yang ringan, bukan yang lebih besar dari itu. Dan ia juga masih dapat senang karena Allah hanya menurunkan musibah yang kecil dibandingkan jika yang ditimpakan lebih besar lagi, yang tentunya tidak dapat ditanggung olehnya.

Jadi jika kamu sedang menderita hari ini, apa pun sebabnya, Om saranin, bersiap-siaplah menjadi “orang luar biasa” Sebab kalian tahu, bahwa dengan tetap percaya kepada Tuhan pada waktu mengalami cobaan, akibatnya ialah kalian menjadi tabah! Dan ketabahan itulah yang bakal ngebantu kita untuk terus bertahan. Dan akhirnya jadilah sebuah kerang baru yang lebih baik.

Di abad ke-2 SM, astronom Yunani, Erastosthenes dengan akurat mengukur keliling bumi sekitar 40.000 km, namun tak seorang pun percaya padanya.


Semampumu…

“Kita menilai diri kita dengan mengukur dari apa yang kita rasa mampu untuk kerjakan. Orang lain menilai diri kita dengan mengukur dari apa yang telah kita lakukan.” (Henry Wadsworth Longfellow)

Alkisah, pada suatu hari seorang pembuat jam berkata pada jam yang sedang dibuatnya, “Hai jam, apakah kau sanggup berdetak paling tidak 31.104.000 kali dalam setahun?”



“Ha? Itu terlalu berat!” Kata jam terperanjat, “Aku takkan sanggup.”

“Bagaimana kalau 86.400 kali dalam sehari?”

“Delapan puluh enam ribu empat ratus kali? Dengan jarum yang kurus-kurus seperti ini?” jawab jam penuh keraguan.

“Bagaimana kalau 3600 kali dalam satu jam?”

“Dalam satu jam harus berdetak tiga ribu enam ratus kali? Banyak sekali itu!” tetap saja jam masih meragukan kemampuan dirinya.

Tukang jam dengan penuh kesabaran tetap berbicara pada jam, “Kalau begitu sanggupkah kamu berdetak satu kali saja setiap detik?”

“Hah!!! Cuma sekali saja? Naaah, kalau begitu aku baru sanggup.” Kata jam dengan penuh antusias.

Maka setelah selesai dibuat, jam itu berdetak satu kali setiap detik. Tanpa terasa, detik demi detik terus berlalu, dan jam itu sungguh luar biasa, karena ternyata selama satu tahun penuh dia terus berdetak tanpa henti. Dan itu artinya dia telah berdetak 31.104.000 kali!

Inspirasi :

Kadang kita terlalu meremehkan akan apa yang sebenarnya mampu untuk kita lakukan. Padahal begitu banyak yang sanggup kita kerjakan. Pesimisme akan mengurung kemampuan yang luar biasa itu, dan optimisme akan membangkitkan tenaga ekstra. Cara memandang sesuatu pekerjaan akan mempengaruhi kemampuan kita untuk melakukannya.

Dan kisah ini juga dapat kamu gunakan untuk perubahan sikap atau kebiasaan kamu. Tetapkan satu kebiasaan, hanya satu (ingat! Jarum jam tadi hanya melakukan satu tugas yaitu berdetak). Pastikan kebiasaan yang ingin kamu ubah tersebut adalah kebiasaan buruk yang paling ringan menurut kamu, misalkan suka kentut sembarangan. Buatlah janji untuk satu minggu ini kamu ga akan kentut sembarangan, atau kalo ga sanggup, turunkan standar waktunya. Satu hari ini aku ga akan kentut sembarangan. Masih tidak sanggup? Satu jam ini aku tidak akan kentut sembarangan. Ketika kamu berhasil melewati satu jam tersebut segera perbaharui janji tadi untuk satu jam berikutnya. Begitu seterusnya dan tanpa kamu sadari sehari, seminggu, bahkan setahun akan terlewati dan kamu tak pernah sekali pun melakukan kesalahan itu lagi

Ga percaya kalo kemampuan kita sebagai manusia itu gila-gilaan? Coba baca deh fakta-fakta berikut ini, dan kamu bakal yakin bahwa setiap manusia itu diciptakan Allah dengan amat baik. Kamu bisa melakukan banyak hal, kamu itu istimewa, karena tubuh kamu sendiri adalah tubuh yang istimewa. Ini faktanya:

Mata kita bisa membedakan hingga 10 juta warna.

Panjang pembuluh darah kita jika disambungkan bisa meliputi 100.000 km.

Kekuatan seluruh otot itu, kalo digabungin bisa menarik beban seberat 25 ton.

Masih kurang? Dalam 24 jam jantung berdenyut sebanyak 103.689 kali, darah menempuh perjalanan sejauh 168.000.000 mil, kegiatan pernafasan berlangsung sebanyak 23.040 kali, menghirup udara sebanyak 483 m³, menelan 2 kg makanan, minum 3 liter air, berbicara sebanyak 21.000 kata, menggerakkan 750 otot, kuku tumbuh sepanjang 0,00012 cm, dan rambut tumbuh 0,9 cm.

Ga itu aja, otak kita yang beratnya 1,5 kg, mengandung 1 triliun sel otak, yang masing-masing sel otak memiliki kemampuan komputasi yang lebih bagus dari sebuah PC terbaru.

Setelah melihat fakta-fakta di atas, apakah kita masih akan berkata kalo kita ga bisa apa-apa?

Guru Beethoven menyebut Beethoven sebagai seorang komposer yang tidak mempunyai masa depan.


Maju

“Seandainya kita semua melakukan hal-hal yang mampu kita lakukan kita benar-benar akan mencengangkan diri sendiri.” (Thomas Alva Edison)

“Apakah mungkin untuk melewati jalan ini?” tanya Napoleon kepada insinyur yang dibawa untuk menyelidiki Terusan St. Bernard yang berbahaya.

“Susah sekali...... bukannya tidak mungkin.” Jawab mereka dalam nada ragu-ragu.



“Tempuh saja!” jawab Napoleon tanpa menghiraukan masalah-masalah yang akan dihadapi selama perjalanan. Inggris dan Austria menertawakan keputusan Napoleon untuk menggerakkan pasukan melintasi pegunungan Alpen. Tak pernah ada orang yang bisa, apalagi dengan membawa 60.000 tentara, dilengkapi dengan meriam-meriam besar, berpeti-peti peluru, dan barang-barang lain dalam jumlah besar.

Akan tetapi, pada saat tindakan yang “mustahil” itu selesai, orang-orang sekonyong-konyong tahu bahwa hal itu memang bisa dilakukan dari dulu. Yang diperlukan hanyalah keberanian dan tekad seperti Napoleon. Tidak pernah gentar menghadapi segala rintangan, dan dia berhasil membuktikannya.

Inspirasi :

Ketika memulai sesuatu pekerjaan, bukanlah hal yang aneh jika lebih banyak yang menertawakan daripada yang mendukung. Tak perlu ambil pusing dengan menghabiskan seluruh perhatian pada mereka. Yang terpenting adalah, seperti kata orang bijak, “Jika kamu yakin bisa melakukannya, maka kamu bisa”. Biarlah tanggapan negatif yang diberikan orang lain menjadi angin lalu yang menambah kesejukan dalam mencapai tujuan.

Fokus....itu maumu, dan itu mungkin...go for it. Gak peduli susah, ga perlu dengerin omongan orang. Kalo yakin bisa, pasti bisa. Tapi.....jangan nekat juga sih. Maksudnya, berani itu ya musti pake perhitungan juga. Ga bisa asal berani trus langsung ngerjain. Itu konyol namanya. Yang paling penting tuh, berani dengan perhitungan yang matang. Itu man. Kalo udah berani plus perhitungan matang pula, itu udah jaminan 90% bakal berhasil. Selebihnya........terserah Allah.

Emang sih manusia itu punya sifat takut dalam dirinya, istilahnya, manusia itu punya ambivalensi sifat. Like :

Harap X takut

Cinta X benci

Khayalan X realisasi

Fisik X spiritual

Empiris X metafisik

Negatif X positif

Semua sifat ini melekat dalam diri manusia bukan untuk nambah bingung. Tapi sebagai kontrol terhadap tingkah laku manusia itu sendiri.

Ketika tekad sudah dibulatkan dalam hati, dan semua rencana sudah dimatangkan, majulah. Kita tidak akan pernah tahu apa yang terjadi selanjutnya kalau kita hanya berdiam diri tanpa reaksi. Justru ilmu baru akan kita dapat ketika kita mencoba melangkah ke daerah-daerah baru yang selama ini belum pernah kita taklukkan. Pak Akio Morita, pendiri SONY pernah menginginkan sebuah tape yang bisa memainkan lagu tapi bisa dibawa ke mana-mana, terutama untuk ngikutin kebiasaannya dia main golf. Akhirnya sang karyawan diserahi tugas untuk menciptakan barang itu, terang saja si karyawan bilang ga ada alat seperti itu di dunia ini (masa itu, sekarang mah ada). Apa jawab Pak Akio? “Cari caranya atau ciptakan!”

Yang jelas, jangan bilang ga mungkin dulu di awal, yang penting itu, coba dulu. Kalau pun nanti ada hal-hal yang harus ditakutkan adalah tidak adanya pertolongan Allah. Dia, yang mengatur segalanya, dan kita ni kan juga bagian dari rencana Allah. Percayalah Allah ga akan pernah mempersulit, malah kadang kita sendiri yang justru menghalangi datangnya pertolongan Allah dengan menyuburkan jiwa pesimis dalam diri kita. Yang perlu kita lakukan adalah merubah cara pikir kita. Dan salah satu cara merubah cara pikir kita adalah dengan ngontrol gerak-gerik tubuh kita. Kalo pengen ngebuktiin coba latihan berikut ini,

Latihan 1 :

- jatuhkan badan di kursi

- tundukin kepala, lipat kedua tangan dan dekap ke dada

- biarkan bibir mencibir, rasakan otot-otot pipi dan mata turun ke bawah

- nah, coba untuk bahagia, mudah ga?

Latihan 2 :

- duduk tegak di kursi

- tegakkan bahu dan punggung

- biarin wajah kamu tersenyum lebar dan pelototin mata lebar-lebar

- coba, bisa sedih gak?

Nah mudah-mudahan bisa menyadarkan kita bahwa gerakan tubuh juga mempengaruhi kondisi jiwa kita. Karena itu hari ini pastikan untuk :

  1. Berjalan ke sekolah dengan langkah tegap
  2. Gunakan kecepatan langkah yang lebih cepat dari biasanya
  3. Tersenyumlah pada orang-orang yang kamu temui
  4. Jangan lupa berdoa

Ingatlah selalu, “Barangsiapa yang bertakwa pada Allah, niscaya Ia akan memberikan jalan keluar, dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Ia akan mencukupkan segala keperluannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.”(QS At Thalaq: 2-3)

Seorang penerbit Hollywood pernah menuliskan pesan penolakan di atas sebuah naskah yang akhirnya menjadi novel “Gone With the Wind”. Gone With the Wind memecahkan rekor dalam sejarah penerbitan dimana 50.000 buku terjual hanya dalam tempo satu hari. Novel ini telah diterjemahkan ke dalam 30 bahasa dan kemudian menjadi salah satu film terpopuler yang pernah dihasilkan.


Putus Asa

“Hanya mereka yang berani gagal yang dapat meraih keberhasilan.”

(Robert F. Kennedy)

Pada suatu hari Iblis mengiklankan bahwa dia akan menjual semua perkakas kerja miliknya. Pada hari H semua perkakas dipajang di etalase, agar bisa dilihat lengkap dengan harga jualnya oleh calon pembeli. Seperti ketika kita mengunjungi sebuah toko barang bekas, semua barang terlihat sangat berguna sesuai dengan fungsinya masing-masing. Harganya pun tidak mahal.



Di antara barang-barang yang dijual adalah; dengki, iri hati, bohong, dendam, tidak menghargai orang lain, tidak memberi sedekah, dan sebagainya.

Di salah satu sudut etalase terlihat sebuah alat yang bentuknya amat sederhana. Tapi kelihatannya alat itu sudah aus. Namun, harganya amat tinggi, bahkan jauh lebih tinggi dibanding alat-alat yang kelihatan lebih baru dan belum aus.

Salah satu calon pembeli bertanya, “Ini alat apa namanya?”

Iblis menjawab, “Itu namanya putus asa.”

Si pembeli bertanya kembali, “Kenapa harganya mahal sekali? Padahal barangnya sudah aus.”

Iblis menjelaskan, “Ya, karena perkakas ini sangat mudah dipakai, dan berdaya guna tinggi. Saya bisa dengan mudah masuk ke dalam hati manusia dengan alat ini dibandingkan dengan menggunakan alat-alat yang lain. Begitu saya masuk ke dalam hati manusia lewat alat ini, saya bisa dengan mudah mengendalikan manusia itu untuk melakukan apa saja yang saya inginkan barang ini menjadi aus karena saya sering sekali menggunakannya kepada banyak orang. Karena kebanyakan orang tidak tahu kalau putus asa itu milik saya.”

Inspirasi :

Ketika menghadapi kegagalan dalam hidup, begitu mudahnya iblis meniupkan keinginan untuk berputus asa. “Sudahlah, kamu memang ga kan berhasil!”, “Kamu tidak berbakat.”, “Dia tidak mencintaimu, jadi untuk apa kamu hidup?”. Kata-kata seperti itu amat gampang merasuki hati manusia jika sedang gagal. Dan tentu saja, selanjutnya adalah bunuh diri, karena merasa hidup tidak berarti lagi. Padahal, jika mau menghitung, satu kegagalan dan penderitaan tidak sebanding dengan jumlah kebahagiaan yang kita dapatkan. Seperti kata seorang bijak, “Manusia amat mudah menngingat berapa banyak kegagalan yang dialaminya, tapi dia sering lupa pada kebahagiaan yang telah dia terima.”

Pernah dengar ayat ini gak? “Dan kamu menyangka kepada Allah dengan bermacam prasangka. Di situlah diuji orang-orang mukmin dan digoncangkan hatinya dengan goncangan yang sangat.” (QS Al Ahzab: 10-11)

Ternyata situasi berat, situasi yang penuh kesulitan dan cobaan, adalah cara lain Allah dalam menguji besarnya keimanan kita. Banyak yang lolos dari ujian dengan sabar. Dan banyak juga yang malah jatuh tersungkur dalam prasangka buruk kepada Allah, dan akhirnya mati ketika jantungnya masih berdetak. Hidup namun tak punya harapan. Sesungguhnya dalam kesulitan dan cobaan ada pesan-pesan cinta dari-Nya, seperti seorang ayah yang memukul anaknya karena meninggalkan perintah shalat, seperti ibu yang memarahi anak gadisnya ketika pulang larut, seperti itu juga Allah memberikan cobaan dan ujian untuk menuntun kita pada jalur yang sepantasnya. Mengingatkan kita akan keberadaan-Nya. Bahwa sekejam apa pun dunia di hadapan kita, kita masih punya penolong, kita masih punya Tuhan, Allah SWT.

Cobalah lihat ke sekitar kamu, pasti ada orang-orang yang mengalami cobaan yang lebih berat. Perhatikanlah, sekeliling kita ada begitu banyak manusia lain yang menderita, lebih dari apa yang pernah kita rasakan. Lalu apakah masih pantas buat kita bersedih hati, padahal Allah memberikan cobaan yang belum seberapa? Di setiap kota, setiap kampung selalu ada yang tertimpa musibah dan cobaan, itulah keniscayaan kita sebagai manusia. Semua pasti akan diberi cobaan oleh-Nya.

Ga usah bingung dan mencari jalan untuk keluar dari musibah, soalnya memang tidak ada jalan keluar agar tidak mengalami musibah. Seperti juga kematian, tak ada manusia yang pernah bisa terhindar dari kematian. Oleh karena itu, yang bisa kita lakukan hanyalah mempersiapkan ilmu yang cukup untuk meredam gejolak jiwa andaikata musibah menimpa diri.

Ini cerita tentang seseorang yang bunuh diri, dia loncat dari lantai 20 apartemennya, gara-gara diputusin pacarnya. Abis loncat, nyampai lantai 18, dia ngeliat seorang laki-laki yang kesepian, ga punya temen. Dalam hati dia ngomong, “Gw bruntung juga ya, masih punya temen, sobat, ortu...” Nyampe lantai 16, dia ngeliat ada anak kecil yang sakit, dan cacat, ga punya kaki. Lagi-lagi, dia ngomong dalam hati, “Gila....gw bruntung banget, gw punya kaki dan sehat.” Nyampe lantai berikutnya, dia ngeliat seorang buta, tuli. Dalam hati dia ngomong lagi, “gw bruntung banget, masih bisa menikmati keindahan dunia ini....” Begitu seterusnya, sampai akhirnya dia udah nyampe lantai dua. Apa yang kepikiran sama dia? “Ternyata gw bruntung banget di dunia ini. Gw blum pengen mati..................gedubrak.” Dia jatuh dan mati, tepat setelah dia menyadari kalo hidup itu ternyata ga seperti yang dia bayangin selama ini. Yang awalnya dia pikir udah ga ada gunanya lagi, ternyata amat sangat berharga untuk dipertahankan.

Ingatlah setiap nikmat yang diberikan oleh Allah sama kamu. Karena dari ujung kaki hingga ujung rambut kita tak pernah lepas dari-Nya. Kesehatan badan, keamanan negara, sandang pangan, udara dan air, semuanya disediakan untuk kita. “Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS Ar Rahman: 13)

Mungkin kita pernah nyepelein atau bahkan ga mikirin kedua kaki yang sudah diberikan oleh Allah SWT. Padahal, banyak orang yang bahkan tidak sanggup berdiri sekali pun dengan kedua kakinya, banyak yang harus kehilangan kakinya untuk menyelamatkan jiwanya. Kita ga pernah aware sama mata, padahal banyak orang yang ga bisa menyaksikan indahnya pemandangan dunia. Kita sering ngeluh tentang idung yang kurang mancung, padahal banyak orang yang mengalami kesulitan dalam pernafasan. Seringkali kita tidak mensyukuri makanan yang dianugerahkan oleh Allah untuk hari ini, padahal banyak orang yang sebutir nasi pun mereka tak sanggup mengupayakannya.

Sebenarnya begitu banyak nikmat Allah yang ga terhitung di dalam diri kita, namun kita jarang sekali menyadarinya. Kita tetap merasa gelisah, sedih meskipun kita masih punya kaki untuk berjalan, tangan untuk memegang, mata yang masih jelas melihat. “Dan, pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan.” (QS Adz Dzariyat: 21). Seringkali kita terlalu asyik memikirkan apa yang belum diraih, dan melupakan apa yang sudah ada.

Astronom Yunani, Aristarchos, pada abad ke-3 SM menyatakan bahwa bumi berputar mengelilingi matahari, tapi idenya ditolak.