seperti petani yang merindukan tetes hujan,
seperti nelayan yang menanti hembusan angin laut,
seperti musafir yang mengharap menemukan oase,
seperti bumi menanti cahaya fajar,
suaramu adalah irama terindah yang diciptakan untukku,
mengisi setiap ruang koson di hatiku,
menjadi sebuah alasan bagiku,
tuk terus meghirup nafas pagi,
bagai embun murni yang menghapus dahagaku
kau hadir bagai sebuah mimpi,
sejauh itu kita berada,
sedekat ini kurasakan sentuhanmu,
kumohon,
jadilah mentari terakhir dalam hidupku,
yang terbit tanpa pernah tenggelam lagi,
ingin kutanyakan pada diriku sendiri,
pantaskah aku mengharap terlalu banyak pada fatamorgana?
karena betapapun hangat tubuhmu memeluk erat jiwaku,
kau takkan pernah nyata buatku
No comments:
Post a Comment