Mentari,
melihatmu di ujung sana membuat hatiku semakin pedih
kuyakin kau takkan mau menunggu kedewasaanku,
tumbuh sempurna dan layak jadi pendampingmu
aku belumlah pantas menjadi bumimu
yang kau sapa setiap pagi dengan semangat dan cinta
yang kau terangi tanpa harapkan balasan
biarlah aku sekedar purnama malam
yang menyerap setiap cahayamu dan memantulkannya kembali
sebagai pertanda cinta padamu selalu
meski di tengah malam sunyi
ketika makhluk2 bumi terlena oleh mimpi
bahkan tak rasakan kehadiranku
No comments:
Post a Comment