sekian lama aku berdiri di atas bumi,
menjadi orang pertama yang menatap fajar pagi,
dan saksi terbenamnya mentari
tatkala menatap mentari yang mulai menanjak tinggi,
tumbuh sebuah harap yang kuingin tak pernah sirna,
inilah dia mentariku
yang kan menerangiku sepanjang hari,
menumbuhkan pohon-pohon kasih di bumiku yang gersang
kecewaku,
kala senja meredup,
mentari itu lenyap di balik gunung dan samudera,
hanya menyisakan kehangatan yang perlahan hilang,
berganti sunyinya malam
pagi ini,
fajar pagi adalah fajarmu,
embun menyusup dingin ke dalam tulangku,
mencoba membuang harapan akan mentari yang selalu kunantikan,
kucoba tegar menatap langit,
dan itulah langitmu,
ketika cahayamu menyapa wajahku,
kurasakan hangat yang tak biasa,
dan tersisip sebuah doa dalam kerapuhanku,
semoga engkaulah mentari itu,
yang takkan pernah lelah menerangi hariku,
dan takkan padam untuk selamanya........
No comments:
Post a Comment