Gejalanya pada anak adalah
- Anak menjadi rewel
- lemas
- kurang nafsu makan
- berat badan turun
- perut buncit
- kadang disertai mulas
akan tetapi diagnosa cacingan yang positif baru bisa ditegakkan setelah ada hasil penelitian laboratorium dengan ditemukannya telur cacing di dalam feses.
Infeksi cacing kremi pada anak-anak memiliki gejala yang khas, yaitu gatal di sekitar dubur. Hal ini disebabkan karena telur cacing diletakkan di dubur oleh cacing dewasa yang bertelur pada malam hari. Karena adanya telur cacing ini, dubur terasa gatal, anak menggaruk dubur, akhirnya telur menempel di kuku/tangan, makan tanpa cuci tangan, akhirnya telur tertelan, atau tertularkan ke orang lain.
Cacing juga bisa menyebar ke organ tubuh lainnya seperti paru-paru. Biasanya karena telur cacing yang tertelan masuk ke tenggorokan dan akhirnya masuk ke saluran pernafasan. Biasanya si penderita akan batuk-batuk.
Cacing-cacing yang sering menyerang usus antara lain :
- cacing gelang (Ascaris lumbricoides)
- cacing cambuk (Trichuris trichuria)
- cacing kremi (Enterobius sp)
selain itu juga ada cacing lain yang bisa mengganggu kesehatan kita yaitu :
- cacing pita
- cacing tambang
pada umumnya sumber penularannya sama, yaitu kotoran yang terkontaminasi telur cacing.
Telur cacing tidak tahan dengan pemanasan, oleh karena itu disarankan untuk memasak makanan sampai matang.
Beberapa cara masuknya cacing ke dalam tubuh manusia adalah
- telur cacing tertelan sewaktu makan makanan yang terkontaminasi kotoran yang mungkin dibawa oleh lalat.
- berjalan dengan kaki telanjang di atas tanah
- memakan daging/ikan mentah atau setengah matang.
Pencegahan cacingan dapat dilakukan dengan
- mencuci tangan setiap habis makan dan buang air.
- memotong kuku secara teratur
- mencuci sayuran dan buah yang akan dimakan
- mencuci lalapan di bawah air yang mengalir
- untuk lebih aman, celupkan lalapan selama beberapa detik di dalam air mendidih
- konsumsi obat cacing secara teratur (sekali 6 bulan)
No comments:
Post a Comment